Mohon tunggu...
Yohanes Djanur
Yohanes Djanur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Penulis Lepas. Menyukai sastra dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 dan Refleksi Kemanusiaan Kita

12 Juni 2021   15:40 Diperbarui: 12 Juni 2021   16:07 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa pandemi Covid 19 kini berusia setahun lebih di atas pangkuan ibu bumi. Pandemi yang telah  memakan hampir jutaan nyawa manusia di berbagai negara adalah hal yang mesti direfleksikan secara mendalam, baik di dalam lingkup kemanusiaan kita  maupun lingkungan alam, tempat manusia berpijak dan hidup.  

Sejak dimulainya pandemi Covid 19 pada akhir 2019 yang lalu, hiruk-pikuk kegiatan seharian kita nyaris tak seperti biasanya. Kehawatiran, kepanikan dan ketakutan serasa bergejolak di dalam hati dan pikiran, mengingat intensitas penyebarannya begitu cepat dan mengancam nyawa. 

Tepat, tak perlu membutuhkan waktu lama, Covid 19 telah merebak di hampir seratus lebih negara. Dan di Indonesia sendiri, kasus Covid 19 pertama di temukan di daerah Depok pada bulan maret 2020 yang lalu. 

Kepanikan masal pun muncul. Serasa setiap orang sudah dibayang-bayangi oleh kekuatan pemusna massal dari makhluk mikroskopis yang tak kasat mata itu. Bagai peristiwa magis, makhluk kecil itu telah melucuti mental maupun akal sehat manusia. Benar dan terbukti bahwa banyak orang menjadi stress, depresi dan bahkan tak sedikit yang menjadi gila selama pandemi covid 19 berlansung.

Peristiwa tragis ini sungguh-sungguh mengantar kita pada sebuah permenungan  bahwa manusia dengan segala kemajuan dan perkembangannya sungguh tak berarti dan tidak bisa berbuat apa-apa di saat menghadapi wabah alam seperti ini. 

Banyak kalangan yang menilai bahwa pandemi ini merupakan suatu bentuk seleksi alam, di mana alam bertindak sebagai hakim atas kebebasan dan kesewenang-wenangan manusia terhadap alam ciptaan. 

Dari sudut pandang antropologis dan sosiologis, justru pandemi covid 19 ini menciptakan sebuah pola interaksi yang baru, nilai-nilai yang baru, pola pikir yang baru terhadap realitas kemanusiaan dan lingkungan alam, tempat di mana manusia tinggal dan hidup.

Pandemi covid 19 membuat manusia mengerti makna kesehatan, keluarga, hidup berdampingan dengan alam, kebersihan, iman, kesabaran serta keberanian. 

Selain itu, pola interkasi manusia pun sudah mulai berubah. Jika sebelumnya setiap orang sibuk dengan kesibukannya dalam dunia kerja dan berinterkasi dengan banyak orang, namun pada masa pandemi ini, orang cendrung berada dan berinterkasi terbatas pada lingkup keluarga dan orang-orang terdekat saja. Hal ini tentu menjadi sangat penting bagi keharmonisan dan keakraban di dalam keluarga.

Kehadiran pandemi covid 19 perlu dimaknai tidak hanya sebatas musibah melainkan sebuah berkat. Sebab, pada dasarnya pandemi ini bukan merupakan sesuatu yang dibaut-buat oleh manusia, melainkan suatu peristiwa alamiah, di mana alam berinteraksi dengan caranya sendiri, entah itu sebagai peringatan, ancaman, atau pemulihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun