Mohon tunggu...
Yohana Kristi Purwadi
Yohana Kristi Purwadi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Semester 2

Mahasiswa semester 2

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Revolusi Mental di Era Revolusi Industri 4.0

26 Mei 2019   22:13 Diperbarui: 26 Mei 2019   22:26 1750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0, hal ini didasari oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Mungkin telah kita sadari juga bahwa dewasa ini, kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan mudah melalui teknologi yang ada. Revolusi industri keempat ini merupakan lanjutan revolusi industri ketiga yaitu dengan adanya penggunaan komputer, sedangkan revolusi industri keempat melihat dari adanya era digital dalam masyarakat saat ini. 

Dalam buku The Fourth Industrial Revolution, karangan seorang ekonom terkenal Klaus Schwab, menjelaskan bagaimana kehidupan yang terjadi ketika memasuki era revolusi industri keempat, dampak, dan bagaimana cara kita agar dapat memanfaatkannya. 

Era digital saat ini berimbas kepada tatanan sosial dalam masyarakat. Diyakini, banyak perkerjaan yang akan hilang digantikan dengan digital dan adanya perkerjaan baru bagi masyarakat yang berbasis dengan teknologi, namun datangnya jenis pekerjaan baru tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang hilang. 

Dengan adanya teknologi, bukan hanya pekerjaan saja yang hilang melainkan dipercaya bahwa rasa hormat dan empati dalam masyarakat akan mulai pudar. Karena kemudahan teknologi, relasi antar manusia akan semakin sedikit dan manusia semakin bergantung dengan teknologi yang ada.

Manusia dituntut untuk dapat beradaptasi dengan globalisasi yang ada. Revolusi mental perlu dilakukan, karena kualitas SDMlah yang akan mempengaruhi kemajuan suatu negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Revolusi mental bukanlah suatu pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk menciptakan manusia dengan karakter yang berorientasi maju dan berfikir kedepan. Tujuan utama dari adanya revolusi mental bagi suatu negara sangat dibutuhkan. Keberhasilan dalam revolusi mental akan menciptakan bangsa yang maju dan dapat bersaing di era globalisasi saat ini.

Di negara Indonesia sendiri, tingkat kecerdasan masyarakatnya masih tergolong rendah. Tingginya ketergantungan masyarakat Indonesia dalam menggunakan internet memicu lunturnya kebudayaan indonesia yang luhur.   Masyarakat harus berkembang di era digital saat ini, dan bukan masyarakat yang menjadi korban dari teknologi. Masyarakat harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi yang terus maju secara bijak. Revolus mental di Indonesia sendiri merupakan gerakan perubahan masyarakat baik pemerintah maupun seluruh rakyatnya dengan mengubah cara pandang, sikap, dan perilaku yang disesuaikan dengan ideologi negara. 

Perubahan yang tergolong cepat dan langsung mengacak pola tatanan masyarakat ini tidak dapat dihindari. Pemerintah harus dapat menanggulangi dampak terburuk, yaitu hilangnya banyak perkerjaan dalam masyarakat. Hal ini dapat diatasi dengan memastikan keadilan bagi masyarakat, pembangunan insfrastruktur digital, memperkuat daya saing global dan yang merata pada setiap daerah. Revolusi mental perlu dilaksanakan, dengan adanya teknologi bukan berarti karakter masyarakat akan hilang tergerus dengan globalisasi yang ada, namun hal ini juga belum dapat menjamin apakah dampak dari revolusi 4.0 dapat teratasi.

REFERENSI

Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. Crown Business.

Suwardana, H. (2017). Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental . JATI UNIK , 1 (2), 102-110.

Gerakan Nasional Revolusi Mental. (2018). Revolusi Mental Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Era Globalisasi . Retrieved from revolusimental.go.id: http://revolusimental.go.id/pers/revolusi-mental-menjaga-kearifan-lokal-di-tengah-era-globalisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun