Mohon tunggu...
Yugiyanta Wasana
Yugiyanta Wasana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Sosial Kemasyarakatan

Komunitas Gerakan Menabung Peduli| Komunitas Pengguna Komposter| Fasilitator Jumantik|Tim Satgas Peduli Sampah TJP 014| Tim Kampanye Tong Sampah BETTER

Selanjutnya

Tutup

Nature

Filosofi Penyerbukan, Masalah Sampah dan Komposter

16 Mei 2021   13:15 Diperbarui: 16 Mei 2021   13:17 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Angin menerbangkan serbuk sari dan akan ada yang menempel di kepala putik tanaman jagung, baik di satu tanaman atau ke tanaman jagung lain. Bila  jagung tetanggaku tak berkualitas, maka jagungku pun sangat mungkin akan tak berkualitas."

Tulisan di atas adalah petikan jawaban seorang petani jagung yang berhasil dengan jagung varietas unggulnya ketika diajukan pertanyaan, mengapa justru membagikan bibit jagung unggulnya ke para tetangga yang juga petani jagung, apakah tak  takut akan tersaingi ?
Pelajaran yang sangat bernilai dari seorang petani bijak yang mampu menangkap "pesan alam", mengelola "ego" nya dan mengemasnya menjadi kompetisi dalam keharmonisan. Pelajaran yang sangat relevan dengan sisi kehidupan sosial manusia.

Bila kita ingin hidup damai dan nyaman, maka kita harus membantu orang di lingkungan kita tinggal untuk hidup damai dan nyaman juga. Bila kita ingin menikmati kehidupan yang baik, maka kita pun harus membantu membuat orang lain bisa menikmati kehidupan yang baik pula, karena nilai kehidupan diukur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dikerjakan. Bila kita ingin bahagia haruslah membiarkan orang lain mendapatkan kebahagiaannya juga, karena kesejahteraan masing-masing terkait dengan kesejahteraan bersama.

Menolong orang lain bisa menjadi cara kita untuk menolong diri kita sendiri. Jangan pernah berhenti melakukan hal-hal kecil, sepele atau yang disepelekan banyak orang, karena kadang hal-hal kecil itu justru menjadi bagian terbesar di hati mereka yang memerlukannya.

Filosofi Penyerbukan yang terekam dalam cerita Petani Jagung Bijak di Stories That Matter by Somtom tersebut, sangat relevan juga untuk diterapkan dalam upaya mengatasi masalah sampah, termasuk upaya mengkampanyekan penggunaan KOMPOSTER sebagai solusi masalah sampah rumah tangga pada suatu komunitas pemukiman.

Bila dikaitkan dengan upaya Kampanye Peduli Komposter maka para Relawan Peduli Komposter memang harus lebih proaktif, lebih intensif mengajak tetangga yang belum menggunakan Komposter, bila perlu lakukan "ekstra" layanan agar para tetangga MAU  MULAI dan SELALU  SIAP memandu mereka dalam menggunakan Komposter. In syaa Allah, yang sebelumnya masalah bisa menjadi berkah. Berkah bagi keluarga, tetangga dan lingkungan. Paling tidak tumpukan sampah dari masing-masing keluarga tak saling mengganggu hidung dan mata.

Petani jagung yang bijak rela membagikan bibit jagung varietas unggul miliknya ke para tetangganya karena tak ingin hasil kebun jagungnya menjadi tak berkualitas. Tentunya kita pun belum bisa nyaman bila para tetangga kita masih bermasalah dengan sampah mereka. Karena hidung dan mata kita masih tetap terganggu dengan sampah mereka.

Tulisan ini penulis dedikasikan untuk siapapun dan dimanapun yang ingin hidup bahagia bersama di lingkungan hijau,  asri dan nyaman.

Yogi Yugiyanta
Pegiat Peduli Sampah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun