Mohon tunggu...
Yogi Dwi Satrio
Yogi Dwi Satrio Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan praktisi pendidikan

Berusaha terus menulis...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Santripreneurship-Generasi Santri Tangguh Menyikapi Pandemi

5 Oktober 2020   10:45 Diperbarui: 5 Oktober 2020   10:48 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah  investasi yang sangat berharga  bagi generasi muda sebelum mereka memegang estafet pembangunan manusia yang lebih baik. Sistem pendidikan islam di Indonesia dikembangkan melalui sebuah lembaga yang dinamakan pesantren. Sejarah mencatat bahwa pesantren sudah berdiri bahkan sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. 

Sehingga, Pesantren bisa dikatakan sebagai produk dan warisan budaya Indonesia  telah diakui mempunyai peran yang sangat besar dalam dunia pendidikan di Indonesia (Haedari, 2007). Sampai sekarang, pesantren masih menjadi pusat pendidikan islam di Indonesia.

Universitas Negeri Malang (UM) sebagai pioneer inovasi pendidikan yang fokus pada pengembangan pendidikan di era globalisasi yang gencar ini, menaruh perhatian lebih terhadap kondisi tersebut. 

Dibawah bimbingan Ketua Pondok Pesantren Anwarul Huda yaitu K.H. Baidlowi Muslich  dan  Tim pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang yang di komandoi oleh M. Hasyim Ibnu Abbas, M.E., Yogi Dwi Satrio, M.Pd., Magistyo Purboyo, M.Sc. mencanangkan program santripreneur. 

Program ini dikembangkan berdasarkan harapan K.H. Baidlowi sendiri yang berharap santri-santri memiliki kemampuan secara religius tapi juga memiliki kemampuan dan pemahaman untuk berdikari setelah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesatren. 

Setelah melalui proses koordinasi dengan pihak pondok, Program pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode Sosialisasi tentang pentingnya santripreneurship, pelatihan skill, dan pendampingan bisnis dengan 20 Santri penggerak.

Tahap Sosialisasi

Pada tahap ini, Ketua Pengabdi M. Hasyim Ibnu A, M.Sc., menjabarkan kondisi lapangan tentang perkembangan wirausaha di Indonesia. Berwira usaha tidak semata-mata mencari pendapatan pribadi saja, tapi ada proses bersedekah dengan menciptakan lapangan pekerjaan. 

Terbukti dengan serapan tenaga kerja yang sangat signifikan di sektor swasta (bps.go.id). Yogi Dwi Satrio, M.Pd., sebagai Dosen dan Penggiat UMKM memberikan materi tentang teknik pemasaran secara online dan offline. 

Beliau Membahas tentang mekanisme kerja sosial media dalam mendukung bisnis, selain itu, Beliau juga menjelaskan tentang besarnya kepercayaan masyarakat terhadap jual beli produk pada e-commerce (shopee, Tokopedia, bukalapak, lazada dll.)

dari kegiatan sosialisasi ini, tim pengabdi mengidentifikasi minat santri terhadap bidang usaha yang diminati lebih kepada bidang percetakan. seperti yang dijelaskan oleh salah satu santri Pondok, Fajrul  mengatakan, " Sesuai arahan Kyai, kalau kita diharapkan bisa menjadi santri yang tidak hanya memiliki kapabilitas secara religius tapi kami juga diharapkan menggunakan media berbisnis sebagai ibadah dan bersyiar. untuk itu, kami berusaha tetap nyantri disini dan menggunakan waktu luangnya untuk pengembangan diri. melihat minat rekan-rekan pondok, kebanyakan sangat berminat terhadap editing dan produksi sablon"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun