Perusahan yang berada di bidang perdagangan pasti menginginkan produk penjualannya laku sebanyak mungkin. Maka dari itu perusahan tersebut memerlukan strategi dan cara pemasaran yang baik dan benar supaya dapat meningkat. (Supangat, 2011).
Terkait hal itu melalui Tugas Akhir yang berjudul Penggunaan Algoritma FP-Growth untuk Rekomendasi Transaksi Sistem Portal Supermarket, Mahasiswa Untag Surabaya, Ilham Fikri Abdillah dan Supangat, M.Kom., ITIL., COBIT selaku dosen pembimbing ciptakan Aplikasi Cerdas.
Ilham, yang merupakan Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika tersebut mengatakan, dalam dunia perdagangan, yang ingin dicapai yaitu barang banyak diminati oleh konsumen, sehingga dapat meningkatkan nilai penjualan.
‘’Setiap perusahan perdagangan pasti menginginkan produk penjualannya laku sebanyak mungkin. Maka dari itu, perusahan tersebut memerlukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan penjualannya,’’ ujar Ilham (02/02/21).
Terkait upaya untuk meningkatkan penjualan tersebut, menurut Ilham yang perlu dilakukan adalah menggunakan analisis transaksi dengan metode FP-Growth, yang diharapan dapat mengetahui produk apa saja yang banyak diminati konsumen.
‘’Dengan menggunakan analisis transaksi supaya dapat mengetahui apa saja minat dan keinginan konsumen terhadap produk yang akan dibeli, maka Metode FP-Growth ini sangatlah tepat. Karena dapat menentukan produk-produk apa saja yang banyak diminati oleh konsumen,’’ imbuh Ilham.
Lebih dari itu, aplikasi cerdas tersebut kini telah resmi terdaftar di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual sesuai dengan nomor pencatatan 000236137 dengan judul ciptaan Aplikasi Cerdas Portal Supermarket yang berlaku hingga jangka waktu 50 tahun ke depan.
Ini artiya Supangat dan Ilham Fikri Abdillah merupakan Pemegang Hak atas Kekayaan intelektual (HaKI) terhadap aplikasi yang telah mereka ciptakan. Terkait hal itu, Supangat mengatakan, ada banyak keuntungan dan manfaat yang didapatkan.
‘’Ketika hasil ciptaan kita terdaftar secara resmi di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual, maka karya yang kita ciptakan telah berbadan hukum dan sah secara legal. Dengan begitu kita akan terlindungi dari perbuatan yang merugikan seperti pemalsuan, pembajakan dan lain sebagainya,’’ ujar Dosen Informatika tersebut.
Supangat. (2011). Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Ri. Undang-Undang Republik Nomor 5 Tahun 2011e, 8, 1–6.
