Mohon tunggu...
Sofie Marhamah
Sofie Marhamah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Video Kampanye Bernuansa Provokatif Ahok-Djarot

11 April 2017   10:12 Diperbarui: 11 April 2017   18:30 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.harianpublik.com/sungguh-rasis-sekali-video-kampanye-ahok-melambangkan-orang-cina-lebih-berjasa-daripada-pribumi-pengkhianat-yang-bekerjasama-dengan-belanda-itu-siapa-yah.html

Video kampanye Ahok-Djarot menjadi trending di media sosial dan mendapat banyak kecaman dari publik. Kecaman tersebut wajar dan memang harus dilayangkan kepada Ahok-Djarot beserta tim sukses mereka sebagai bentuk protes keras publik atas ketidak pekaan mereka mengenai persoalan suku, agama, ras, dan antra golongan atau biasa disingkat SARA.

Persoalan SARA merupakan persoalan laten di bangsa Indonesia sebab kenyataan sosial bahwa Indonesia memang heterogen. Karena itu, tidak boleh ada yang mempolitisasi isu SARA untuk tujuan-tujuan kekuasaan, bagaimana pun bentuknya.

Politisasi SARA terjadi bukan hanya ketika seseorang memanfaatkan SARA untuk memprovokasi, membelah kerukunan sosial, atau untuk mendulang dukungan suara politik. Politisasi SARA juga termasuk sebagaimana yang diperlihatkan dalam video kampanye Ahok-Djarot yang menjadi kecaman tersebut.

Pasalnya, mereka dalam video tersebut menayangkan kelompok ummat Muslim tertentu yang tengah mengintimidasi dan melakukan kekerasan dengan latar belakang ‘ganyang cina’ yang tertulis dalam sebuah spanduk besar di video tersebut.

Sangat disayangkan, pembuatan video kampanye yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan publik justru berisi konten yang mempolitisasi pristiwa SARA. Hal ini bisa menjadi trigger besar di masyarakat terlebih Ahok hari ini tengah menghadapi sidang pengadilan karena dugaan penistaan agama. Apalagi, karena kegagalan Ahok mengatur cara berbahasa, ia menjadi pemicu munculnya demo besar-besaran yang hampir mengoyak harmoni di tengah masyarakat.

Jelas, video tersebut adalah blunder. Ia blunder bukan karena persoalan politik, tapi karena berpotensi memicu konflik bernuansa SARA terulang. Video tersebut menjadi bukti bahwa tim sukses Ahok-Djarot tidak memiliki kepekaan mengenai dinamika sosial, agama, etnis, golongan di masyarakat. Dengan kata lain, mereka tidak memiliki kepekaan mengenai persoalan SARA di tengah-tengah masyarakat.

Yang kita harapkan adalah semua elemen dari kedua pasangan calon dan tim sukses mereka dapat menjaga ketenangan, kerukunan, dan kedamaian di masyarakat. Dalam konteks video tersebut, sebaiknya memang tim sukses Ahok-Djarot mencabutnya dari predaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun