Setiap menjelang Lebaran, masyarakat selalu dihadapkan pada fenomena yang sama: harga sembako naik drastis. Dari beras, minyak goreng, gula, hingga daging, semuanya mengalami lonjakan harga yang membuat banyak orang mengeluh. Kenaikan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan akibat dari kombinasi beberapa faktor utama. Salah satunya adalah meningkatnya permintaan. Saat Ramadan dan mendekati Lebaran, konsumsi masyarakat melonjak karena kebutuhan untuk berbuka puasa, sahur, hingga persiapan hidangan khas hari raya. Dalam hukum ekonomi, ketika permintaan naik sementara stok tetap, harga otomatis ikut terdongkrak. Â
Selain itu, ada faktor spekulan yang turut berperan. Beberapa pedagang besar kerap menimbun barang sebelum masa puncak permintaan, lalu melepasnya dengan harga lebih tinggi. Praktik ini semakin memperburuk keadaan dan membuat harga sembako meroket. Tak hanya itu, rantai distribusi yang panjang juga menjadi penyebab utama. Biaya transportasi, distribusi yang tersendat, serta keterbatasan stok di gudang ikut mempengaruhi harga di pasar. Faktor cuaca pun tak bisa diabaikan. Jika panen terganggu akibat musim yang tidak menentu, stok bahan pangan menjadi lebih sedikit, sehingga harga semakin melambung. Â
Lalu, bagaimana solusinya? Masyarakat bisa mulai mengantisipasi dengan belanja lebih awal sebelum lonjakan harga terjadi. Pemerintah juga perlu lebih tegas dalam mengawasi distribusi sembako agar tidak ada pihak yang memainkan harga secara tidak wajar. Alternatif seperti membeli langsung dari petani atau mengikuti pasar murah yang disediakan pemerintah bisa menjadi pilihan cerdas. Fenomena kenaikan harga sembako menjelang Lebaran memang seolah menjadi tradisi tahunan, tetapi bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Kesadaran kolektif dan kebijakan yang tepat dapat membantu mencegah lonjakan harga yang merugikan masyarakat luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI