Cek demi cek, dan MRI.
Aku ingat dulu saat city-scan, aku masih sendiri.
Doa dan tetes air mata di batin mengenang mendiang Ibuku.
Saat MRI, bak berada di keranda.
Aku masih terkenang Ibuku, dan pasti anakku, yang menunggu bermain di luar.
Dua pekan kemudian, baru aku tahu hasilnya.
Ya, positif diagnosa, multiple sclerosis.
Ada yang rusak di bagian otakku dan syaraf tulang belakang.
Aku menjadi cepat letih, kebas kesemutan tidak hilang, tidak seimbang, dan jalan tertatih-tatih.
Hidupku seperti, harus hidup.
Dengan kebas kesemutan di tangan, emosi labil, letih lelah yang setia hadir, jalan tak seimbang.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!