Mohon tunggu...
Yogaswara F. Buwana
Yogaswara F. Buwana Mohon Tunggu... Freelancer - Pemikir Bebas

Manifesto Kaum Bodo Amat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepasang Sneakers Lusuh

23 Oktober 2021   11:42 Diperbarui: 23 Oktober 2021   11:53 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan purnama dilewati awan
Perlahan sinarnya pun menghilang
Udara dingin berhembus di antara gedung tinggi
Terdengar sebuah hembusan nafas berat
Sambil menatapnya dengan binar

Tatapan harapan yang kini terikat pada rak yang berdebu
Disana ada sepasang sneakers yang sudah robek
Kotor, lusuh, kumuh, dan tiada seorangpun mau memakainya
Sudah bertahun-tahun sneakers itu terlupakan
Cahaya lampu yang menguning semakin merangkai nostalgia

Seketika terlihat seorang berlari-lari di pantai waktu senja
Dia melangkahkan banyak jejak di pasir pantai
Gemuruh ombak menyalakan semangatnya
Lalu dia terpana melihat pesawat yang turun
Disana di tepi landasan tepi pantai

Dia tertawa sambil melemparkan tangannya
Menantang ombak hingga berteriak dengan gembira
Tiada gema karena deru gelombang telah menggulung
Hanya alunan lagu yang berdenting di dalam imajinasinya

Perlahan sneakersnya terisi pasir
Dia menjadi tampak letih dan gundah
Kakinya enggan menyangga tubuhnya lagi
Terbaringlah dalam pasir pantai yang hangat
Dia bersenandung tembang merdu
Seolah seluruh makhluk terlena dalam alunanya

Sayup-sayup terdengar suara reranting remuk
Seorang kemudian menepuk bahunya
Lalu berbisik "selamat tinggal" sambil lenyap di hembusan daun kelapa
Tiada satu langkah berbekas di pasir

Dia semakin gundah dan mengejar orang itu
Namun dengan terengah-engah sneakers itu menjepitnya
Jadilah dia membisu di pinggir kapal kayu
Menatap pemandangan yang begitu mempesona

Suara genting tiba-tiba tergelegar oleh kaki kucing
Terkagetlah...

Perlahan memori kembali ke masa kini
Namun masih serasa kelam sebelum cahaya terpancang lagi
Mata kembali terbuka dengan buram
Terpandanglah sepasang sneakers lusuh itu lagi
Ia adalah sebuah jejak dari hilangnya persahabatan masa muda
Pijar itu ambruk dalam kesenyapan malam

Sekarang apakah terpaan jiwa yang muram akan melontarkannya ?
Menanti musnah dalam rindang daun-daun baru
Tidak, sneakers lusuh itu akan meneranginya dengan lentera
Sinarnya tetap menembus dinding nostalgia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun