Mohon tunggu...
Yoga Purnama Sari
Yoga Purnama Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Gemar akan keindahan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Adegan-adegan Tarian pada Pertunjukan Reog Ponorogo dan Bentuk-bentuk Gendingnya

8 Desember 2022   08:05 Diperbarui: 8 Desember 2022   08:08 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari jathilan beraksi di depan sosok Singa Barong dalam pertunjukan Reog Ponoroo. (Foto: Aini Record) 

Komposisi Tarian dalam Pertunjukan Reog Ponorogo

Kesenian Reog Ponorogo, apabila disajikan dalam pertunjukan format sendratari lengkap, maka akan terdapat komposisi, formasi, adegan, serta format tarian sendiri. Melalui artikel pendek ini, penulis akan mencoba memberikan gambaran umum mengenai bentuk komposisi tarian baku dalam pertunjukan Reog Ponorogo format sendratari yang lengkap dengan semua karakter tari dan mempunyai urutan adegan serta alur cerita yang jelas.

Komposisi tarian Reog Ponorogo terdiri atas 3 (tiga) bagian, yakni: tari lepas, tari lengkap, dan tari iring-iring. Dalam tari lepas, masing-masing figur tari menari dengan urutan tertentu, secara bergantian, layaknya komposisi tarian yang berbentuk adegan-adegan. Pada umumnya, apapun ragam garap tariannya, biasanya pada tari lepas ini melaksanakan urutan adegan: tari warok -- tari jathilan -- tari ganongan -- tari klana -- tari barongan. Tentu saja pada prakteknya, di antara adegan-adegan masing-masing tarian tersebut terdapat beragam garap, tergantung grup reog penyajinya. Dalam reog versi festival misalnya, ada bagian semacam introduksi atau pendahuluan, sebelum menampilkan adegan per adegan tari lepas, baik itu tari warok, tari jathilan, tari klana, tari ganongan maupun tari barongan. Bagian introduksi tersebut bisa berupa cuplikan adegan dari cerita yang disampaikan, misalnya adegan yang menampilkan seluruh figur tari, atau cuplikan adegan Singa Barong (dhadhak merak) mengamuk, atau cuplikan adegan pertarungan antar figur tari.

Selain aspek tarian, pertunjukan Reog Ponorogo tidak bisa dilepaskan dari aspek musik, berupa sajian musik atau gending dari ansambel gamelan Reog Ponorogo. Ansambel gamelan tersebut terdiri dari instrumen: kendang reog, slompret (terompet) reog, gong reog, kethuk-kenong reog, beberapa angklung (berjumlah genap) dan ketipung (kendang kecil), serta ditambah unsur vokal berupa senggak dan tembang-tembang tertentu (baik secara koor maupun solo vokal). Secara aspek musikal, aransemen gending Reog Ponorogo sendiri secara umum bisa digolongkan menjadi 2 (dua) jenis gending, yakni gending baku (tradisi, konvensional) dan gending non-baku (kreasi, kontemporer). Gending baku Reog Ponorogo terdiri dari beberapa bentuk gending, yakni gendhing obyog/srepeg, panaragan, sampak, dan kebogiro (lancaran). Sementara gending non-baku atau kreasi atau kontemporer yang pada beberapa dekade terakhir ini amat pesat berkembang, tak terbatas bentuk musiknya; bisa berbentuk aransemen musik seperti dangdut, musik hip-hop, musik epik, atau komposisi-komposisi musik tertentu yang tetap dengan instrumentasi gamelan reog. 

Apabila dikaitkan dengan format tari-tarian dalam Reog Ponorogo, maka secara tradisi, gending-gending baku yang digunakan untuk adegan-adegan tari reog pada komposisi tari lepas, tari lengkap, serta tari iring-iring adalah sebagai berikut.

  • Tari Warok (Warokan)

            Gending baku yang digunakan pada tari warok ialah: gending obyog, panaragan, dan sampak. Sebenarnya gending pokok untuk tarian ini ialah gending sampak, dengan sajian tempo irama yang bervariasi antara cepat dan tamban (lambat), tergantung motif permainan kendangnya, yang tentunya berkaitan dengan pola gerak tariannya. Adapun gending panaragan biasanya dipakai untuk maju beksan (mulai tarian) dan mundur beksan (akhir tarian). Gending panaragan kadang-kadang digunakan pada sebagian kecil pada adegan tarian tertentu pada tari warok ini. Demikian pula gending obyog, sering juga dipakai untuk maju beksan, sebagai alternatif untuk menghendaki suasana yang sangat sigrak (dinamis dan lincah), sehingga dipakailah gending obyog yang iramanya cenderung cepat dan volume tabuhan atau musiknya cenderung keras. Selain itu, kadang-kadang gending obyog juga digunakan untuk peralihan gerak tari tertentu dalam tarian warok.

  • Tari Jathilan

 Gending-gending yang digunakan untuk iringan musik tari jathilan pada prinsipnya adalah sama dengan gending yang digunakan dalam tari warok. Gending sampak sebagai gending pokok, sementara gending panaragan digunakan untuk maju beksan dan mundur beksan, serta dipakai juga untuk beberapa pola gerak tari tertentu menjelang pola gerak tari bagian akhir. Demikian juga gending obyog, meski frekuensi penggunaannya sangat kecil (sama seperti dalam tarian warok), namun juga digunakan untuk pola gerak tertentu.  Dalam keperluan pertunjukan Reog Ponorogo format sendratari, jathilan merupakan pasukan berkuda, yang kedudukannya ada di bawah komando Bujang Banong (ganongan), notabene merupakan perwujudan patih kerajaan. Sehingga sering pula awal penampilan tari jathilan dipakai gending kebogiro, sekaligus untuk mengiringi tokoh bujang ganong yang sedang mempersiapkan prajuritnya, yakni pasukan jathilan.

  • Tari Ganongan

 Tari ganongan atau Bujang Ganong (menggambarkan tokoh patih Bujang Ganong atau Pujangga Anom), pada dasarnya adalah tarian kiprah, dan gerakan-gerakan yang mengambarkan tingkah laku atau karakteristik dari Bujang Ganong, termasuk gerakan-gerakan akrobatik. Gending yang digunakan untuk tari Bujang Ganong atau ganongan ini adalah gending kebogiro saja. Hanya sejak memasuki dekade tahun 2000-an, gending untuk tari ganongan seringkali diselingi gending sampak, misalnya ketika Bujang Ganong melakukan gerakan akrobat tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat karakter dan suasana tegang, yang dalam visual gerak ditampilkan gerakan akrobatik Bujang Ganong. Konon, aksi tersebut menggambarkan usaha yang kerasdari Bujang Ganong dalam mengemban tugas berat dari rajanya, Klana Sewandana. Setiap bagian gerak akrobat berakhir, gending kembali lagi ke bentuk kebogiro. Seperti ketika maju beksan, saat mundur beksan pun tetap menggunakan gending kebogiro. 

  • Tari Klana (Klana Sewandana)

 Gending yang digunakan untuk tarian Klana Sewandana adalah gending kebogiro. Pola tari yang ditampilkan biasanya adalah kiprah dan gandrungan, sehingga menggunakan bentuk gending kebogiro dengan tempo irama yang relatif bervariasai antara tempo normal dan lambat. Dalam konteks sendratari Reog Ponorogo, pada akhir gerak tari Klana Sewandana biasanya menggambarkan adegan persiapan budhalan (pemberangkatan) segenap pasukan (jathilan) dan Bujang Ganong beserta para warok (dalam hal ini menggambarkan barisan kesatria-kesatria rakyat yang turut mengiringi rajanya) dalam misi melamar putri Kediri.

  • Tari Barongan (Dhadhak-merak)

Tarian dhadhak-merak sebagai tari lepas merupakan penampilan tunggal sosok dhadhak-merak ('tunggal' dalam arti 'hanya sosok dhadhak merak', yang bisa saja terdiri dari lebih dari satu dhadhak-merak). Dhadhak-merak ini adalah sosok Singa Barong yang divisualkan dengan penari mengenakan topeng kepala macan atau barongan dengan hiasan bulu ekor burung merak; sehingga barongan (sebagai perwujudan Singa Barong) ini disebut juga dhadhak-merak. Bagian tarian ini sering menjadi sentral pertunjukan yang paling menarik bagi penonton. Di sinilah digambarkan karakter Singa Barong yang garang, wingit, dan berwibawa sekaligus mempesona. Dikemas dengan tehnik dan pola gerakan yang memerlukan keterampilan dan keahlian khusus bagi pembarong (pemeran tari barongan) atau pendhadhak/pemeran tarian dhadhak-meraknya. Untuk musiknya, dipergunakan gending sampak, dengan dinamika yang bervariasi sesuai solah (gerak) barongan. Selain sampak, adakalanya sajian musik berubah menjadi gending obyog untuk memperoleh suasana yang sigrak dan lebih keras, atau muntab (emosi yang naik).

  • Pertarungan (Tari Lengkap)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun