Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Wahai Blogger Bayaran, Tolong Perhatikan 3 Hal Ini

23 Agustus 2015   08:34 Diperbarui: 23 Agustus 2015   08:34 3514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu siang yang damai, tiba-tiba ada email masuk:

“Hi Yoga, how are you? We met in ***** at the ****** my name is Bunga a Jakarta based blogger/instagramer, I have a proposal to do a collaboration with you, please check it out and let me know what you think about it.”

Oh si Bunga, bukan nama blogger sebenarnya. Ia berbasa-basi menanyakan kabar sambil tak lupa mencantumkan “proposal kerjasama”. Isinya? Mulai data statistik follower, contoh brand yang pernah di endorse, dan tak lupa: rate card harga.

Dia memasang tarif jutaan untuk sekali post di socila media (blog/twitter/instagram/facebook). Bagi yang belum tahu, blogger sekarang sudah menjadi profesi yang menjanjikan. Dan untuk urusan rupiah, jangan salah. Blogger yang sudah punya nama, bisa mematok harga belasan jutaan rupiah untuk sekali postingan di media sosialnya.

Bayangin cuk! Ngepost di media sosial doank dapat belasan juta! Masih mau pake media social Cuma buat curhat dan nge-share link bokep? (terkutuklah engkau wahai spammer link bokep!!!).

Tim marketing brand-brand besar menggunakan blogger (atau istilah kerennya Key Opinion Leader) untuk menembak ceruk pasar yang tak terjangkau media konvensional. Selain itu emotional bonding antara blogger dan para pengikutnya adalah hal yang paling dicari. Semakin berpengaruh seorang blogger, maka semakin mahal ongkos nge-postnya.

Dari berbagai penawaran blogger yang sering saya terima, setidaknya ada 3 hal yang perlu kita perhatikan sebelum mengajukan “rate card” dan menjadi paid blogger (blogger yang dibayar oleh brand).

1. “Siapa” Lebih Penting dari “Berapa”

Hal pertama yang sering ditanyakan pihak brand atau agency adalah “Bro/Sis followernya berapa?”. Angka pengikut memang penting, tapi sebenarnya ada pertanyaan yang lebih penting: “Profile followernya seperti apa? Siapa mereka?”.

Pertanyaan “Siapa” akan menentukan apakah blogger itu cocok untuk merepresentasikan brand. Karena pada akhirnya, fans/follower adalah tujuan utama sebuah brand beriklan. Jika Anda berjualan terasi masak tentu lebih pas jika bekerja sama dengan @farahquinnofficial dengan follower ratusan ribu daripada @princessyahrini yang punya jutaan pengikut.

Lagipula zaman sekarang fans/follower di dunia maya bisa dibeli. Pingin menang lomba di facebook yang berdasarkan likes? Pake aja like ads. Ingin memenangkan pemilihan presiden? Bikin aja tim sukses untuk jadi cyber warrior #eh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun