Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sisyphus

24 Juni 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:36 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Those who do not learn from history, will repeat the history.

Terkadang, manusia dikutuk untuk mengulangi kesalahan yang sama.

Seperti kisah Sisyphus, raja daerah Corinth dalam mitologi Yunani. Sisyphus yang melihat Zeus membawa lari Aegina, putri Asopus, lalu mengadukannya kepada sang dewa sungai. Zeus yang sangat murka kepada Sisyphus lalu menghukumnya dengan cara menjebloskan putra Aeolus ini kedalam Tartarus, alam bawah tanah terbawah. Neraka paling dasar.

Didalam Tartarus ia mendapat hukuman yang sangat menyiksa. Sisyphus harus mendorong batu besar menuju sebuah bukit, hanya untuk melihat batu itu jatuh kebawah saat di puncak. Dan ia harus mengulangi proses mendorong batu itu, mulai dari bawah lagi. Terus menerus. Tak pernah putus.

Ada banyak interpretasi tentang Sisyphus. Albert Camus dalam The Myth of Sisyphus menganggap jika Sisyphus adalah symbol pencarian eksistensi kehidupan manusia. Sebuah kondisi penuh hukuman dimana kematian bisa menjadi jalan keluar. Sayangnya, Sisyphus harus berurusan dengan keabadian. Dan apa yang lebih menyiksa dari melakukan pekerjaan tanpa makna selamanya?

Seperti pesan Fyodor Dostoyevsky:

“Apabila kita ingin menghancurkan seseorang, merusak dia sepenuhnya atau memberi hukuman yang menyakitkan. Sehingga pembunuh paling kelam pun gentar dan takut menghadapinya, yang perlu kita lakukan hanyalah memberinya pekerjaan yang tak berguna, sia-sia, dan irasional!!!”

Yang jelas Sisyphus adalah sebuah symbol kesia-siaan. Perjuangan yang tidak menghasilkan, dan hanya berakhir pada kekosongan. Tragedi Sisyphus adalah cerminan kehidupan yang terus menjadi siklus. Tapi benarkah Sisyphus adalah sebuah symbol penderitaan?

Perjuangan

Kita dapat melihat segi positif dari tragedy Sisyphus. Tentang perjuangan yang tak pernah putus. Meski ia tahu batu itu tak akan pernah melewati puncak, ia terus bergerak. Sisyphus terus berusaha. Sekuat tenaga. Terkadang tidak memiliki tujuan lebih baik daripada tidak melakukan tindakan.

Tapi tentu kita tidak boleh meniru Sisyphus. Manusia dibekali akal untuk berpikir. Memikirkan tujuan, cara, dan yang terutama: mencari makna. Apa yang dilakukan Sisyphus mungkin seperti apa yang kita lakukan setiap hari: bangun, pergi kuliah atau bekerja, pulang ke rumah, tidur, untuk bangun dan melakukan rutinitas yang sama setiap hari, tanpa tahu apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun