Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tanpa Apresiasi 32 (Edisi Ramadan 6)

25 Maret 2023   15:50 Diperbarui: 25 Maret 2023   16:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Tanpa Apresiasi 32 (Edisi Ramadan 6)

Lega rasanya satu persatu ujian mulai terselesaikan. Meski esok dan esok akan ada ujian lain menanti untuk dihadapi. Kuncinya adalah hadapi, jangan lari atau kabur. Jangan juga berharap mendapatkan sesuatu.

Ujian itu adalah jalan hidup manusia. Ibarat udara yang dihirup. Atau air yang diminum. Jika tiada udara yang dihirup, maka manusia akan mati. Begitu pula jika hidup tanpa ujian, maka ia telah mati.

Puisi ini bukan sekadar teori, tetapi sang penyair telah mengalami beragam ujian hingga detik ini.

Puisi Yoga Prasetya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun