Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 11)

27 April 2021   07:14 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:39 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Gus Pras (Canva)

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 11)

Kata banyak orang
hidup tak semudah yang diucapkan
dan para motivator akan menua
hilang ditelan waktu
hingga jiwa pergi mencari lainnya.

Kutemukan jalan sunyi bernama sufi
yang hidup tiada banyak bicara
dengan gerak laku sederhana,
mereka menulis banyak puisi,
hingga akhir hayatnya.

Ketika jiwa melangkah,
puisi itu menjadi makmumnya.

Padahal, puisi itu tiada banyak dibaca manusia, sedang artikel lain yang menjadi utama, sudah pupus menjadi debu.

Salam untuk penulis puisi yang tiada mencari dunia, kita hancurkan berhala di jiwa, kita rapatkan barisan, menuju keabadian.

Kota Malang, 27 April 2021

Puisi Yoga Prasetya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun