Mohon tunggu...
Yoga Permana N
Yoga Permana N Mohon Tunggu... Petani - Kosong

Pembajak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Kalau Lelang Keperawanan Tetap Terjadi?

22 Mei 2020   03:35 Diperbarui: 22 Mei 2020   03:39 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemarin jagat media sosial digemparkan oleh sebuah postingan kontroversial seorang selebriti dunia maya yang bernama Sarah Keihl. Postingan yang berisi sebuah video pelelangan keperawanan dirinya sendiri. Seketika setelah video  tersebut terunggah para warganet langsung menyerbu kolom komentar pun mungkin  kotak pesan Instagram Sarah Keihl. Entah berisi hujatan atau negosiasi harga lelang. Hehehe. Setelah diusut, beredar sebuah hasil tangkapan layar percakapan Sarah Keihl dengan temannya yang berisi bahwa postingan lelang tersebut hanya untuk tujuan bisnis belaka. Dan benar, tak lama postingan tersebut dihapus. Lalu terbitlah video klarifikasi. Panjat terossssssssssssss.


Sebelum berandai-andai, aku mau bilang, bahwa aku tidak membenarkan pelelangan ini,  dan tidak peduli juga tidak menghujat. Tapiiiiiiiiiiii karena teman-temanku  juga merespon dan banyak respon warganet budiman yang  mempermasalahkan, membuatku sedikit ingin buka suara.  Tentu dengan sudut pandang yang berbeda, jadi maaf sebelumnya dan jangan hujat aku ya guys!


Sekarang mari kita berandai-andai apabila kejadian ini adalah riil dan terus berjalan sampai ada pemenangnya. Bagaimana kelak respon mereka? Banyak dari mereka menganggap pelelangan ini adalah sebuah hal yang benar-benar tolol, karena merelakan keperawanannya dan merelakan harga dirinya dihabisi. Bisa dibilang juga ini adalah melacurkan diri secara blak-blakan.  Selain itu banyak yang bilang seperti tidak ada hal lain saja yang dapat dilelang dan kegiatan lain untuk mengajak masyarakat berdonasi. Memang benar. Tapi bagiku si bodo amat, persetan dengan apa yang dia lelang. Toh yang dia jual tubuh-tubuhnya sendiri, tidak pula merugikan orang lain. Mungkin juga baginya keperawanan bukanlah suatu hal yang sangat penting atau mungkin juga dia ingin melepas keperawanannya dalam momen sulit seperti ini agar lebih membekas dalam hati dan ingatannya dibanding memberikannya kelak mungkin kepada kekasihnya. Kalau lelang ini benar terjadi sampai tuntas dan murni atas keinginan nurani saudari Sarah tanpa maksud seperti panjat sosial atau ditunggangi  dan menyumbangkan seluruh hasilnya kepada masyarakat kelas bawah yang saat ini sedang dilanda masa sulit. Aku bakal mengibaratkan Mba Sarah layaknya Robin Hood dan Si Pitung. Yang diperjuangkannya sama, yaitu masyarakat kelas bawah yang kesulitan. Bedanya mungkin apa yang dipertaruhkan, kalau Mba Sarah hanya mempertaruhkan harga diri dan keperawanannya, sedangkan Robin Hood dan Si Pitung mempertaruhkan harga diri serta bagian paling berharga, yaitu hidupnya. Selain itu yang membedakan adalah caranya, di mana mungkin cara Robin Hood dan Si Pitung dianggap lebih elegan dan menawan. Jadi kenapa kalian para warganet yang merangkap polisi moral menghujatnya? Apakah kalian dirugikan kalau-kalau si puan jadi menjual keperawanannya?


Dan maaf juga untuk kalian para wanita yang merasa bahwa  lelang keperawanan akan membuat derajat wanita menjadi rendah di mata para lelaki, sebaiknya pandangan kalian bisa dilebarkan sedikit. Tenang, kelakuan seorang yang kurang atau tidak baik, tidak akan membuat seluruh gender tersebut juga buruk atau tidak baik. Misal seperti seorang lelaki patriarkis akut yang melakukan kekerasan dan penindasan terhadap wanita, apakah semua lelaki bisa disama-ratakan dengan lelaki tersebut? Tentu tidak.


Jadi kalau menurut kalian menjual keperawanan adalah hal sampah, bagiku mereka para kaum intelektual yang menjual keidealisannya demi bangku kekuasaan dan kepuasan pribadinya lebih dari sampah! Eh gak nyambung ya? Maaf.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun