Mohon tunggu...
Yoel Pathur Silalahi
Yoel Pathur Silalahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Gemar menuangkan ide dan opini mengenai problematika kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia di Tengah Tuntutan Revolusi Industri 4.0 dan Pasca Pandemi Covid-19

27 April 2021   11:00 Diperbarui: 27 April 2021   11:42 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman yang serba cepat ini Indonesia dihadapkan dengan tantangan yang kian semakin sulit untuk dihadapi, mesti cepat berdaptasi dengan inovasi dunia seperti Revolusi Industri 4.0 dan cepat mengambil tindakan yang "tepat" pasca pandemi Covid-19. Berbagai masalah kian berdatangan, bangsa Indonesia diuji sikap dan integritasnya dalam menghadapi revolusi dan pandemi, dan apa solusi yang ditawarkan bangsa Indonesia supaya setiap sendi-sendi kehidupan bangsa dapat berdiri kokoh dan berjalan bersama menuju utopia cita-cita bangsa.

Revolusi Industri 4.0 merupakan cara hidup baru akibat dari pesatnya perkembangan teknologi yang menyatukan dunia fisik dan digital di mana terdapat perubahan cara hidup kerja manusia secara fundamental. Sederhananya, Revolusi Industri keempat adalah bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan, kendaraan otonom, dan internet saling mempengaruhi kehidupan manusia. Ciri-ciri revolusi ini antara lain otomatisasi, kita banyak melihat sistem yang otomatis beroperasi seperti pintu tol, pembayaran otomatis dengan layar sentuh, sistem otomasi on/off pada lampu, pagar, pintu, dll. Dan ada juga teknologi siber seperti siber-fisik, cloud computing (terhubung secara bersamaan), cognitive computing (meniru cara kerja otak manusia), dan internet of things (IoT). Nah, perubahan tren ini banyak mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk, ekonomi, dunia pekerjaan, bahkan gaya hidup. Kehadiran Revolusi Industri sebenarnya membawa dampak yang positif seperti profesi baru, lapangan pekerjaan, dan usaha baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Menurut Presiden Jokowi dalam pidatonya, bahwa gelombang revolusi industri jilid keempat ini kecepatannya tiga ribu kali revolusi industri pertama, inilah keterbukaan teknologi yang sulit kita cegah dan hadapi, tetapi harus kita antisipasi dan kita respon.

Namun, di samping kemajuan tersebut, Indonesia memiliki "PR" yang besar untuk segera dituntaskan. Dari sektor bisnis kehadiran teknologi generasi keempat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sumber daya manusia di tanah air, infrastruktur digital membutuhkan dukungan tenaga kerja yang terampil. Kepala BAPPENAS 2019, Bambang Brodjonegoro mengatakan "Kita tidak hanya kesulitan memberikan keterampilan pada angkatan kerja yang baru, tetapi kita juga kesulitan memperkuat skill tenaga kerja yang sudah ada." Sumber daya manusia harus diberikan bekal apa untuk menghadapi revolusi industri 4.0 ? Dalam hal ini pemerintah mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi, sebagai contoh Ngakan Timur Antara, Kepala BPPI Kementerian Perindustrian 2019 mengatakan, tenaga kerja di sektor industri saat ini kita harus memberikan mereka upskilling (peningkatan skill yang sudah bisa) dan reskilling (mengajar skill baru), Kemenperin juga melakukan link and match terhadap SMK dengan industri sehingga diharapkan SMK memberikan kontribusi kepada sektor perindustrian melalui pendidikannya. Tidak hanya di situ saja Pak Ngakan juga mengatakan leader-leader birokrat juga harus diberi pemahaman ini, supaya dalam membuat regulasi pro terhadap revolusi industri ini.

Nah selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana solusi menghadapi revolusi industri 4.0 ini. Yang pertama adalah melakukan akselerasi atau percepatan khususnya merubah kurikulim pada SMK dan sekolah vokasi pada umumnya termasuk menghadirkan guru yang expert bidang industri yang diminta untuk mengajar , sehingga link and match itu tercipta. Kedua, kita harus fokus pada tiga skill dasar 4.0 yaitu matematika, sains, dan bahasa. Dari mulai SD, SMP kita punya basic itu kemudian di sekolah menengah kita bisa memilih membuat data scientist atau mechanical engineering, bioteknologinya dan bidang lainnya. Selanjutnya adalah penguasaan coding atau bahasa pemrograman, fungsinya adalah kita tidak pernah lepas dengan IT maka itu kita pun harus paham bagaimana IT itu dapat beroperasi, bagaimana IT dapat dibuat, web, situs, aplikasi dan lain sebagainya, supaya kita tak ketinggalan kemampuan dari negara maju. Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan yang menarik di negara ini, daripada melihatnya sebagai suatu masalah atau hambatan saya melihatnya justru sebagai peluang besar untuk mengarahkan kehidupan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik dan mandiri, banyak hal positif yang dihasilkan dari revolusi ini. Saya percaya bangsa Indonesia mampu menghadapinya.

Selanjutnya pembahasan yang tidak kalah menarik ialah kehidupan bangsa Indonesia pasca pandemi Covid-19. Virus ini melanda negeri Indonesia di awal tahun 2020, masyarakat dibuat gempar akan cepatnya penularan virus ini, banyak masyarakat yag terkena dampak Covid-19, tidak hanya virusnya yang bermasalah tapi efek dari gejala pandemi ini. Pemerintah menganjurkan untuk tidak keluar rumah dan berpergian, akibatnya begitu banyak perusahaan yang bangkrut akibat hilangnya konsumen, para pegawai yang di-PHK, lesunya perekonomian nasional, banyaknya tindak kriminal karena memakai masker. Artinya dampak Covid-19 ini begitu parahnya terhadap keberlangsungan negara.

Untungnya pemerintah tidak tinggal diam, banyak bantuan dari pemerintah seperti bantuan sembako, listrik gratis, dan kartu prakerja. Setelah kita menghadapi virus ini, timbulah pertanyaan. Bagaimana keberlangsungan hidup bermasyarakat setelah pandemi Covid-19 ini ? Tidak mungkin kita selamanya dalam situasi seperti ini.

Nah di sinilah peran Revolusi Industri 4.0 itu bermain. Platform digital memainkan peran penting dalam memberdayakan penghasilan rakyat. Contohnya dalam bidang jasa ada Go-jek, Grab, yaitu jasa antar jemput. Selanjutya ada juga dari bidang kesehatan, Cobra Dental dalam akun youtubenya, semenjak Covid-19 masuk ke Indonesia, banyak dokter gigi yang menutup dental kliniknya karena tingkat resiko penularan yang tinggi, sebagai solusi ada inovasi yang namanya "Dental Clinic Restart Program" yaitu SOP dental klinik baru pasca pandemi yang dirancang untuk pencegahan penularan virus.

Saya melihat bahwa dua pokok bahasan yaitu Revolusi Industri 4.0 dan pasca pandemi Covid-19 sangatlah berhubungan dan saling terkait satu sama lain. Pasca pandemi Covid-19, pemerintah mulai menerapkan tatanan hidup baru atau disebut "New Normal" yaitu pelaksanaan 3 M dalam kehidupan sehari-hari, antara lain mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Di samping itu , peran Revolusi Industri adalah sebagai pemantik inovasi usaha baru untuk memulihkan keadaan ekonomi nasional yang sempat defisit karena pandemi ini.

Indonesia sebagai negara besar harus mampu bertahan, menguasai keadaan, cepat beradaptasi, dan maju kedepan untuk mencapai kemakmuran kesejahteraan rakyat dalam keadaan apapun itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun