Mohon tunggu...
Yohanes Bara
Yohanes Bara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Founder TOBEMORE Learning Center Bekerja di Majalah BASIS dan Majalah UTUSAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

ROH: Realistic, Optimal, Heart

15 Januari 2019   15:32 Diperbarui: 15 Januari 2019   23:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratusan orang telah ku temui dalam 3 tahun terakhir ini, seorang ibu yang mengasuh 3 anaknya dari hasil memulung, ibu dan ayah hebat yang berjuang mencintai kedua anaknya yang disabilitas, pemburu penyu yang akhirnya mendapat penghargaan sebagai pelestari penyu, atlet, lurah, politisi, bupati, aktivis lingkungan, aktivis perempuan, pegiat pendidikan, sutradara, artis, tokoh agama, tokoh nasional, dan lainnya.

Mereka semua bergerak dari abai menjadi peduli, dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang, dari penonton menjadi penggagas, dari perjuangan dan kerja keras menuju kemenangan, kemenangan bagi orang di sekitar mereka. Dan dari ratusan orang itu, hanya satu kekuatan yang menggerakan mereka -- cinta.

Tak peduli seberapa perjuangan mereka, tetapi itu adalah perjuangan optimal yang dapat dilakukan masing-masing dari mereka. Ada yang berpanas-panas seharian untuk makan sehari, ada yang berjuang untuk masyarakat sekabupatennya, ada yang berjuang dalam senyap, ada yang berjuang dari atas panggung dengan cahaya spotlight, dan semuanya memiliki satu alasan -- dampak bagi orang lain.

Pekerjaan sebagai wartawan memungkinkanku bertemu banyak orang, yang kebanyakan memiliki "sesuatu", kecintaanku pada orang muda melalui tobemore.id juga mempertemukan aku dengan banyak anak muda yang masih proses menemukan "sesuatu" atau bahkan kehilangan "sesuatu", sesuatu itu sering kita sebut -- Roh.

Roh adalah spirit atau jiwa yang menggerakan tubuh menuju sebuah titik, titik itu adalah tujuan penciptaan, tujuan mengapa masing-masing dari kita dilahirkan. Roh itu 100% saat kita dilahirkan, tetapi karena makian, cacian, ketidakpercayaan, pengabaian, sakit hati, kecewa, marah, dendam, iri hati, cemburu, kecil hati, roh itu perlahan mendekati 0%.

Roh adalah kekuatan, alasan kuat yang menjadi kekuatan besar kita melakukan sesuatu -- yang sungguh-sungguh kita inginkan. Hanya karena cacian, ketidakpercayaan, pengabaian, sakit hati, kecewa, marah, dendam, iri hati, cemburu, kecil hati hal yang sungguh-sungguh kita inginkan itu menjadi bias. 

Seseorang rela mengebiri cintanya pada lingkungan hidup, seni, kemanusiaan, passion, dan menjadi seorang yang tak ia inginkan untuk mewujudkan ukuran orang lain terhadap dirinya: uang, gelar, jabatan, dan pengakuan.

Tak mudah menghidupkan roh itu menjadi berkobar-kobar, apalagi roh yang sejak lama terciprat duka dan luka dari orang-orang di sekitarnya. Satu-satunya cara menghidupkan kembali roh itu adalah dengan cinta, seseorang yang merasa dicintai pasti akan membagi cinta, demikian juga sebaliknya.

Cinta itu kita dapatkan dari perasaan diri sebagai pribadi yang berharga, cinta itu akan muncul dengan sendirinya kala kita berhenti sejenak, lalu menghitung berkat demi berkat yang pernah diterima. 

Seseorang yang dikuliahkan di universitas terbaik oleh kedua orang tua yang brengsek tak akan pernah merasa beruntung, tapi menyukuri statusnya sebagai mahasiswa universitas terbaik dengan sendirinya menghilangkan dukanya berada di tengah kedua orang tua yang setiap hari saling melempar tutur kasar dan dengki. 

Mengeluhkan gaji yang kecil membuat seseorang merasa kurang, tetapi seseorang yang menyukuri pekerjaannya akan merasa cukup dengan berapapun gaji yang ia terima.

Merasa beryukur kuliah, beryukur mendapatkan pekerjaan, bersyukur memiliki pasangan yang baik, bersyukur memiliki anak yang baik, dan kebersyukuran lain akan menggerakan seseorang yang merasa kurang dan kurang menjadi perasaan cukup dan dengan itu menggerakan ia untuk kuliah dengan baik, bekerja dengan baik, mecintai keluarganya, seburuk dan seberengsek apapun yang ia alami.

Rasa syukur telah dicintai dan mendapat lebih dari yang dibutuhkan, mendorong seseorang membalas cinta, dengan beragam cara yang bisa dilakukan oleh masing-masing.

Lalu jika roh itu tak berkobar-kobar, tak memiliki alasan yang kuat memperjuangkan sesuatu atau seseorang, bukan berarti roh itu padam. Roh itu hanya sedang tak terurus dan terlalu fokus pada duka dan luka. 

Kala ia mulai bersyukur maka hatinya kembali berkobar, semakin bersyukur semakin berkobar. Dan kobaran itu yang menggerakan seseorang menuju tujuan ia diciptakan, menuju sesuatu yang paling ia cintai untuk dilakukan dan berdampak bagi sesama dan semesta.

Bagikanlah pada mereka yang memerlukan,

Yohanes Bara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun