Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Suka Membaca, Menulis, dan Nonton.|| Lahir dari hasil perkawinan seorang laki-laki Flores (Thomas Ronta Lapu) dan perempuan berdarah Sabu Sulawesi (Elisabet Doko), dibesarkan di Pulau Timor. Ayah dari seorang putra (Keyvand Marx Diven Lapu) dan suami dari seorang perempuan Batak (Eldiana Lumbantoruan).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aroma Fana

28 Agustus 2022   00:09 Diperbarui: 28 Agustus 2022   00:14 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created By : YM.Lapu

Aroma Fana 


Aku pandangi cangkir berisi ampas kopi.
Habis sudah..Pahit dan manis itu kuteguk.
Dari luar  kulihat mendung
Menaungi perbukitan

Ada yang mengalihkan perhatianku
Selain manisnya kopi..
Dia mimpi ,aku rasa bagai hantu
menghantui, ditiap waktuku

Baca juga: Hujan

Batas hari..
Senja dan secangkir kopi
Segalanya berkelindan dalam perasaan
Perlahan mengundang
Sejuknya  aroma hujan

Ketika kertas tipis..
Tembakau dan remah cengkih
Masih dalam satu lintingan
Menghela napas sejenak
Sadarku, bahwa: aku masih di bumi

Sudahi sedihmu
Habiskan seduhan kopimu
Biarkan gunda pergi
Bersama setiap tegukan

Jakarta, 2014

Baca juga: Puisi: Diam

YM.Lapu 

Baca juga: Sepi Tak Diam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun