"Tahu Tante Erni, Kang?" saya lalu bertanya ke Kang Yitno
"Woo.., ya jelas tahu lah.." jawab Kang Yit sambil mengambil HP android jadulnya dan memperlihatkan akun instagram @himynameisernie yang bercentang biru.
"Wah luar biasa, malah follow instagram Tante Erni Kang?" saya cukup surprise dia segaul itu ternyata.
"Lha iya lah, ketimbang pusing mikir utang ya mending liat yang bening-bening gini. Si Erni ini orangnya terlihat dewasa, sexy tapi tidak norak, bersih dan suegerrr walo sudah agak tua..." kang Yit memamerkan pengetahuannya ihwal tante Erni.
Ya, Ernie Judojono alias Tante Ernie adalah selebgram yang dulu viral dan mendapat julukan sebagai tante pemersatu bangsa. Setelah itu sepertinya istilah pemersatu bangsa lantas melekat pada cewek-cewek sexy lainnya.
"Lha ya apa benar tante Erni itu bisa jadi pemersatu bangsa to, Kang?" saya iseng nanya Kang Yitno lagi.
"Ya kalo cuma untuk lucu-lucuan ya gak papa lah. Wong bercanda saja mosok gak boleh?" jawab Kang Yit diplomatis.
"Tapi ya kadang bisa juga kok disebut memersatukan anak bangsa. Wong biasanya bahasan apa saja itu netijen mesti ribut kok. Mbahas bola ribut, mbahas merek HP ribut, mbahas agama atau politik apalagi... wis pasti gelut online. Tapi kalau lalu ada postingan yang seksi-seksi, atau yang mengarah urusan bokep trus pada sepakat: ini seksi, trus minta link lengkapnya. Gitu je, Kang.."
"Yang namanya wanita cantik semlohay itu kalau dijadikan bahan pembicaraan itu memang bikin semegrak..,  tapi nanti kalau salah satu ada yang terlibat lebih dalam dengan si cewek itu, sudah ada main perasaan. wis nanti pasti jadi gelut juga akhirnya. Kayak si Gundul dan si Mbendhol dulu itu lho. Mereka jadi hampir gelut gara-gara sama-sama suka sama si Mimin, hahaa.." Kang Yit ngakak ingat cinta segitiga dari sebuah legenda lokal di masa lalu.
"Lha pemersatu bangsa ki ya Pancasila..." saya gak tahu apakah Kang Yit sudah membaca artikel tentang pernyataan sekjen PDIP yang mengatakan bahwa pemersatu bangsa ya Pancasila. Tapi untuk argumen ini saya setuju belaka...
Wacana yang digulirkan oleh Surya Paloh memang masuk akal, secara teori pasangan yang berasal dari presentasi nasionalis dan relijius memang mewakili polarisasi besar yang sekarang ada. Dalam tataran permukaan memang sepertinya ini akan berhasil...