Mohon tunggu...
Yevia Clara Tarigan_PWK_UNEJ
Yevia Clara Tarigan_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PWK UNEJ

MAHASISWA S1 PWK UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KPR Perumahan Subsidi Mengkhawatirkan

5 Oktober 2022   21:29 Diperbarui: 5 Oktober 2022   21:33 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Batam merupakan kota terbesar yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam juga mempunyai d luas terbesar karena itu Batam ditetapkan sebagai kawasan industri, perlahan tapi pasti, investor mulai berdatangan dan menggerakkan perekonomian Batam. Oleh karena itu, banyak pendatang baru yang menetap di Batam untuk mencari pekerjaan yang layak dan Batam mengalami urbanisasi. Arus urbanisasi ini membuat para pendatang tidak mempunyai pekerjaan yang layak karena tidak memiliki keahlian khusus sehingga mereka mendapat penghasilan rendah. Akibat dari berpenghasilan rendah ini banyak berdiri rumah-rumah yang tak layak huni.

Rumah adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sebagai makhluk sosial dan pembelajar yang berbudaya. Dimana rumahnya merupakan bentuk sosial budaya terkecil dari suatu peradaban, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anaknya. Perumahan yang layak, lingkungan yang sehat dan nyaman adalah salah satunya kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat meningkatkan kualitas hidup. Kualitas rumah diukur dengan indikator keandalan teknis bangunan gedung yang terdiri dari aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

Dari keempat aspek tersebut, dua aspek utama adalah kebutuhan aspek teknis paling dasar yang harus dimiliki suatu bangunan, yaitu pengamanan terhadap kondisi alam Indonesia seperti bencana alam seperti gempa bumi, angin, banjir, termasuk daya dukung bangunan beban sendiri. Agar bangunan tidak roboh saat terjadi gempa besar. Demikian juga, sistem struktur dapat memikul bebannya sendiri pada gedung. Aspek keselamatan juga mengatur hal-hal yang berkaitan dengan bahaya api, dalam kaitannya dengan rumah tapak aspek kebakaran lebih banyak diatur di kawasan perumahan, berbeda dengan bangunan rumah susun, aspek kebakaran juga harus diatur dalam sistem proteksi aktif maupun pasif. 

Elemen kedua yang tidak kalah pentingnya adalah pondasi adalah pemuasan kebutuhan untuk membangun kesehatan, yaitu akses ke sistem air bersih dan sanitasi, selain elemen bahan bangunan yang harus digunakan juga harus bebas dari kandungan bahan-bahannya beracun dan mudah terbakar. Kedua aspek ini sangat terukur dan mempunyai batas-batas mutlak yang dapat ditentukan secara kuantitatif. 

Berbeda dengan dua aspek berikut keandalan, kenyamanan dan kenyamanan, memiliki nilai relatif, yang dalam kondisi ini dapat melampaui aspek keinginan. Kenyamanan terdiri dari empat aspek kenyamanan spasial yang berkaitan dengan kebutuhan ruang, visual, suara dan kenyamanan termal. Begitu juga dengan aspek keandalan lainnya, yaitu kenyamanan, memiliki nilai relatif. Mengacu pada penjelasan di atas, maka sehubungan dengan membangun rumah sederhana. Dua aspek keandalan bangunan harus dipenuhi, yaitu keselamatan dan keamanan membangunsebuah perumahan.

Besarnya kebutuhan akan perumahan mendorong pemerintah untuk melakukan pembangunan perumahan massal yang tersebar di seluruh tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Salah satunya kami para developer di Kota Batam juga turut andil dalam mewujudkan cita-cita bangsa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat bagi seluruh rakyat Indonesia dengan mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membangun rumah sehat tersedia untuk berpenghasilan rendah.

Perumahan yang layak, lingkungan yang sehat dan nyaman adalah salah satu kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat meningkatkan kualitas hidup dengan kualitas rumah sesuai dengan spesifikasi teknis yang terukur. Kualitas rumah diukur dengan indikator keandalan teknis bangunan gedung, yang terdiri dari aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

Sebagai pengembang pembangunan rumah sehat sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah juga untuk mengurangi rumah ilegal yang tersebar di beberapa tempat di kota Batam. Karena itulah kita bersama dengan Pemerintah Kota Batam berkolaborasi untuk mewujudkan Batam menuju kota dunia yang beradab dan menjadi lokomotif pertumbuhan Ekonomi. Tujuan pemerintah membangun rumah bersubsidi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah rendah, dengan perumahan yang layak, lingkungan yang sehat dan nyaman, merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sehingga terwujudnya kesejahteraan masyarakat Batam.

Pemerintah pun tidak kehabisan akal, pemerintah juga memberikan kemudahan dan kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah dengan memberikan bantuan perumahan bersubsidi atau melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Tapi nyata kemudahan pemerintah tidak berlangsung secara konsisten. KPR perumahan tiap tahunnya naik dan harganya menjadi tidak masuk akal bagi mereka yang tinggal di perumahan subsidi. Penyebab KPR naik yakni suku bunga yang naik tentunya sangat penting bagi pengguna KPR konvensional karena berpengaruh terhadap cicilan yang harus dibayar. 

Salah satu penyebab suku bunga naik yakni inflasi. Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga secara umum dan terus menerus, kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan itu meluas (atau menyebabkan kenaikan harga) pada barang-barang lainnya. Inflasi berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: konsumsi masyarakat yang meningkat, ekses likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, termasuk karena distribusi barang yang tidak merata. Selain itu, ketidakstabilan ekonomi dan tingkat penjualan menyebabkan inflasi.

Para konsumen yang keberatan akhirnya mengajukan protes kepada pemerintah tapi nyatanya pemerintah hanya memberikan solusi tapi tidak dengan jalan keluar. Akibat dari pemerintah yang tidak memberikan jalan keluar, para konsumen yang keberatan akhirnya memutuskan meninggalkan perumahan subsidi dan kembali ke tempat tinggal awal mereka. Tempat tinggal awal mereka yakni pemukiman liar dan ada diantara mereka yang membuat pemukiman liar karena harga perumahan Kota Batam yang harga tidak masuk diakal bagi mereka yang berpenghasilan rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun