Mohon tunggu...
Yety Ursel
Yety Ursel Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu merasa kurang banyak tau

Menulis untuk menyalurkan energi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisiku

22 Agustus 2018   19:49 Diperbarui: 22 Agustus 2018   20:18 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisiku adalah kata yang tak tersusun

yang meresahgelisahkanku  dalam keramaian yang diam

berharap ada semilir angin  datang membawa kabar

dari satu pintu yang kemarin sempat kuketuk.

***

Puisiku mungkin menjadi serapah

meluncur deras tanpa koma

bahkan tak jelas dimana perhentiannya

aku hanya kata menjadi  kalimat tanpa makna.

***

Puisiku lalu menjelma  air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun