Mohon tunggu...
Yessy Eria
Yessy Eria Mohon Tunggu... Guru - Bismillahirahmanirahim

Penulis Novel ZAHRA dan juga merupakan seorang guru di SMAS Muhammadiyah 2, Medan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Delapan Standar Kompetensi Guru Muhammadiyah yang Berkemajuan

24 Juli 2021   12:35 Diperbarui: 24 Juli 2021   13:00 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak terasa setahun lebih  sudah Indonesia dilanda pandemi yang bernama corona.  Perubahan yang bersifat unintended change terjadi di tengah masyarakat. Tidak ada lini kehidupan yang bebas dari dampaknya. Tak terkecuali lini pendidikan. Anak-anak yang mustinya dapat bersua teman dan gurunya kini mesti puas dengan ruang virtual saja. Oh corona haruskah kita menyumpah padanya dan mengatakan bahwa ia adalah sebagai biang keladi?

Sudahlah kawan! Mari enyahkan sumpah serapah itu. Kehidupan harus berjalan. Kepala harus ditegakan. Roda ekonomi, pendidikan dan roda-roda lainnya  musti dijalankan. Mungkin musibah ini mengajak kita untuk bertapakur diri lebih dalam. Kita dituntut untuk lebih bijak. Setidaknya demikianlah pesan tersirat yang disampaikan oleh pimpinan Mumammadiyah Prof Haedar Nasir pada seminar nasional yang diselenggarakan secara online pada 24 Juli 2021. Seminar online tersebut mengusung tema "Mempertahankan Keberlangsungan Sekolah Muhammadiyah di Tengah Gelombang Pandemi Covid-19."  

Dalam semol yang dihadir oleh seribu perserta itu,  Prof Haedar Nasir, M.Si  menyampaikan harapannya kepada para pendidik  dan penggiat pendidikan untuk terus berada di garda terdepan dalam mencerdaskan dan mencerahkan akal budi masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Adapun jalan paling stragis yang dapat diambil yaitu dengan menggunakan media sosial semaksimal mungkin untuk tujuan-tujuan baik sehingga perubahan dalam masyarakat tidak menimbulkan keretakan dalam kontruski sosial.

 "Pendidikan diharapkan memberikan solusi terhadap problem kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah pandemi ini," ujarnya.

Lebih lanjut dikatanya bahwa pendidikan dapat menjadi pilar kemajuan suatu bangsa.  Pria yang akrab disapa dengan sebutan Ayah Nda itu juga menjelaskan tentang bagaimana caranya pendidikan dapat menjadi pilar suatu bangsa. Menurut pria kelahiran Bandung ini, yaitu dengan membuat sistem pendidikan yang kolektif, tersistem dan terkoneksi dengan baik. Bila hal tersebut tidak dilakukan maka jangan harap pendidikan dapat menjadi penyangga utama dalam kemajuan suatu bangsa.

Disamping itu  ia menilai dunia pendidikan Indonesia masih memiliki problem baik dari segi internal maupun internal.

"...terutama dalam hal daya saing. Posisi Indonesia berada pada tingkat 6 di bawah negara-negara Asean. Parameter berikutnya yaitu dalam peningkatan HDI (Human Development Index). Dalam peningkatan HDI Indonesia berada pada posisi ke 7."

Tak terasa lebih kurang setahun  sudah Indonesia dilanda pandemi yang bernama corona.  Perubahan yang bersifat unintended change terjadi di tengah masyarakat. Tidak ada lini kehidupan yang bebas dari dampaknya. Tak terkecuali lini pendidikan. Anak-anak yang mustinya dapat bersua teman dan gurunya kini mesti puas dengan ruang virtual saja. Oh corona haruskah kita menyumpah padanya dan mengatakan bahwa ia adalah sebagai biang keladi?

Sudahlah kawan! Mari enyahkan sumpah serapah itu. Kehidupan harus berjalan. Kepala harus ditegakan. Roda ekonomi, pendidikan dan roda-roda lainnya  musti dijalankan. Mungkin musibah ini mengajak kita untuk bertapakur diri lebih dalam. Kita dituntut untuk lebih bijak. Setidaknya demikianlah pesan tersirat yang disampaikan oleh pimpinan Mumammadiyah Prof Haedar Nasir pada seminar nasional yang diselenggarakan secara online pada 24 Juli 2021. Seminar online tersebut mengusung tema "Mempertahankan Keberlangsungan Sekolah Muhammadiyah di Tengah Gelombang Pandemi Covid-19."  

Dalam semol yang dihadir oleh seribu perserta itu,  Prof Haedar Nasir, M.Si  menyampaikan harapannya kepada para pendidik  dan penggiat pendidikan untuk terus berada di garda terdepan dalam mencerdaskan dan mencerahkan akal budi masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Adapun jalan paling stragis yang dapat diambil yaitu dengan menggunakan media sosial semaksimal mungkin untuk tujuan-tujuan baik sehingga perubahan dalam masyarakat tidak menimbulkan keretakan dalam kontruski sosial.

 "Pendidikan diharapkan memberikan solusi terhadap problem kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah pandemi ini," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun