Mohon tunggu...
Yessi Aprianti
Yessi Aprianti Mohon Tunggu... Penulis - Gabut People

not how long its , but how good it is, it was matters

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Kepo! Rekontruksionisme Perombak Peradaban Pendidikan

27 Mei 2020   18:15 Diperbarui: 27 Mei 2020   18:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hello welcome back gain, sama penulis resume amatiran mahasiswa baru yang dikata tidak baru.  So ini bsa aja jadi resume terakhir, tapi tak akan jadi tulisan terakhir blog ini. Langsung aja kepoin, apditung kakak. Let's Read & Enjoy!!!

Rekotruksionisme, dengan melihat kalimat tersebut tentunya dapat dipisah menjadi dua suku kata yakni rekontruksi dan isme. So, tspeti biasa klise kita dapat mengetahui bahasanyya rekontruksi sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu recontruc yang berarti menyusun kembali. Dan isme menandakan sebuah alliran atau ajaran, yakan.

So, guys usut punya usut aliran pembangunan ini atau rekontruksionisme bermula dari kondisi masyarakat yang sedang dilanda krisis moneter di negaranya, mereka juga memandang melalui kacamatanya bahwasannya masyarakat di era modern ini sudah sangat meninggalkan budaya dalam berbagai hal baik dalam bersikap maupun pada tatanan kehidupanya.

Nah, dalam dunia kefilsafatan khususnya dalam ranah pendidikan, aliran rekontruksime merupakan sebuah aliran yang mengasumsikan bahwasannya manusia itu makhluk sosial yang punya orientasi ke masa lalu dan sekarang. Dari kata rekontruksi,tentu saja identik dengan merombak sesuatu, dikonteks ini merombak tatanan dalam hal pendidikan. Tujuan esensial kaum rekontruksi ini pun membentuk masyarakat yang lebih baik dengan senjata berupa kurikulum untuk menata ulang hal yang sudah ada.  Sejatinya jika kita melihat dengan teliti aliran ini sangatlah senada dengan aliran perenialisme yang kita bahas minggu lalu, dimana mereka mengharapkan di era modern ini tetap mengaplikasikan kebudayaan terutama dalam ranah pendidikan

Tapi kaum rekontruksionisme tak hanya menitikberatkan perombakannya pada kurikulum saja, mereka juga merombak beberapa hal diantaranya seperti asas belajar dimana anak-anak itu harus secara aktif menghubungkan pengetahuan barunya dengan “internal modal” atau pengetahuan yang sudah dimiliki si anak tersebut.Dan dari asas tersebut tentunya tercipta berbagai jenis belajar menurrut aliran ini, diantaranya yaitu ada sensory type of learning, motor type learning, problem type of learning, dan emotional type learning. Dengan berbagai macam jenis belajar tersebut diharapkan kaum rekontruksionisme dapat membentuk sesorang yang cerdas baik secara sosial maupun emosi dan bukan terpaku pada otaknya saja,

Balik lagi terkait dunai metafisika , menurut aliran ini realita itu bersifat universal. Maka itu realita dimana saja bentuk dan kadarnya sama. Dan terkait dengan menyelamaatkan dunia itu merupakan tanggug jawab atau sebuah tugas bagi seluruh umat manusia Dengan melihat pandangan kaum ini lantas dapat disimpulkan bahwa persepsi yang diciptakan oleh kaum rekontruksionisme ialah  masa depan bagsa dan dunia itu alangkah baiknya diatur oleh rakyat dan cita-cita yang diharapkan itu hatrus terwujudkan. Dan senjata untuk menciptakan kesejahteraan tersebut tentunya pendidikan sebagai fondasi terkuatnya.

George Counts :

Seoranng filsufwan sosial dan pendidikan ternama dari negeri Pamansam. Gagasan fenomenalnya yakni terkait dengan membangun kembali masyarakat baru yang dipandang pantas dan adil. Berasal dari gagasan tersebut maka pendidikan dipandang sebagai fondasi yang pas untuk membentuk masyarakat yang demikian. Dengan pendidikan pula diharapkan mampu memciptakan seseorang yang siap mengatasi krisis sosial dan ekonomi dimasa mendatang. Maka itu menurut George Count pendidikan merupakan agent of change untuk merubah peradaban.

Caroline Pratt :

Menurutnya seorang rekotruksionisme sosial harus memiliki sekolah yang mampuu menjadi sebuah kembaga yang menghasilkan manusia-manusia yang dapat berfikir secara kontruktif. Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikannya berupaya mencapai konsensus tertinggi demi kerjasama antarsesama manusia. Dengan kesepakatan tentunya proses pendidikan yang akan tercipta pun akan menyenangkan dua belah pihak yakni antara pengajar dan pembelajar

Paulo Freire :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun