Mohon tunggu...
Yessica Putri K
Yessica Putri K Mohon Tunggu... Seniman - Kunjungi @yessicakusdiy

Student of Jember University, announcer Radis Fm, manager of Tiban Suluh Unej

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KKN 14 UNEJ Kembangkan Perekonomian Bumdes Desa Penambangan Bondowoso

3 Agustus 2020   20:52 Diperbarui: 3 Agustus 2020   20:53 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Wilayah Desa Penambangan|dokpri

Negara saat ini sedang dirundung pandemic yang dapat meruntuhkan perekonomian masyarakat dan negara. Pandemic covid-19 merupakan peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019, dimana bagi penderitanya yang tertular dapat mengalami kematian jika tidak segera ditangani dengan cepat. Yang membedakan epidemi dan pandemi adalah, skala penyebaran resikonya. Epidemi biasanya digunakan untuk mengistilahkan wabah dalam skala yang besar, sedangkan pandemi biasanya digunakan untuk merujuk ke wabah yang memiliki skala global. Akibat adanya pandemic covid-19 ini, pemerintah menerapkan kebijakan baru yaitu penerapan lockdown wilayah dan work from home sehingga msyarakat dituntut untuk tidak keluar rumah dan bekerja dari rumah saja. Kebijakan tersebut lantas mengakibatkan sebagian masyarakat mengalami penurunan penghasilan bahkan kehilangan pekerjaan dikarenakan terjadinya PHK dan larangan keluar rumah untuk bekerja. Meski begitu, harga bahan baku pun justru mengalami kenaikan. Kesusahan kian dirasa masyarakat kecil. Tidak lain seperti yang dialami oleh beberapa masyarakat di Desa Penambangan, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso. Diharapkan pemerintah desa dapat memanfaatkan peran Bumdes untuk membantu mensejahterakan desa dan masyarakatnya.

Wilayah Desa Penambangan dibagi menjadi 13 (tiga belas) Dusun. Setiap dusun dipimpin oleh Kepala Dusun sebagai delegasi dari Kepala Desa di dusun tersebut. Pusat Desa Penambangan terletak di Dusun Krajan. Visi Desa Penambangan disusun berdasarkan diskusi dan kesepakatan dengan segenap warga Penambangan atau tokoh-tokoh masyarakat sebagai representasi dari warga masyarakat Desa Penambangan. Visi Penambangan disusun berdasarkan tugas dan kewengan yang di emban dan didasarkan  protensi, permasalahan maupun hambatan yang ada di desa dan masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan. Misi Desa Penambangan merupakan usaha dan landasan dasar untuk mencapai Visi Desa Penambangan. Misi merupakan penjabaran lebih operasional dari visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai Visi Desa Penambangan.

Masyarakat di Desa Penambangan sebagian besar bergerak di bidang pertanian, berdagang, dan lain sebagainya. Di masa pandemic seperti ini, mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bagi sang pengangguran. Ibu Martha selaku Kepala Desa Penambangan sering mengecek warganya, berkeliling ke rumah-rumah warga yang mengalami kesulitan. Kepala desa wanita ini cukup tangguh dan inovatif, selalu memberikan ide-ide untuk meningkatkan perekonomian desa, salah satunya dengan memproduksi produk lilin. Lilin yang diproduk oleh Bumdes Penambangan ini memiliki potensi untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai salah satu produk unggulan desa. 

dokpri
dokpri
Gambar 2. Proses Produlsi Lilin Desa Penambangan|dokpri
Gambar 2. Proses Produlsi Lilin Desa Penambangan|dokpri
Produk lilin yang di produksi oleh Bumdes Penambangan bersama para pemuda desa ini telah berjalan selama 3 tahunan. Bahan baku utama lilin diperoleh dari luar kota tepatnya dari Solo. Menurut salah satu perangkat Bumdes Penambangan, bahan baku yang yang didapatkan ini sangat bagus sehingga tidak memiliki opsi lain untuk membeli bahan baku di tempat lain. Mungkin bisa mencari supplier bahan baku lainnya untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku dan kenaikan biaya produksi. Namun, beberapa bulan terakhir produksi lilin milik Bumdes Penambangan ini terhenti dikarenakan tidak adanya biaya produksi. Menurut hasil wawancara bersama Ibu Kepala Desa, kendala utama pada biaya. Biaya terlalu banyak untuk digunakan tenaga kerja, serta perolehan bahan baku yang kurang efisien. Dengan begitu, diperlukan perbaikan pada manajemen produksi produk lilin tersebut. Selain itu, biaya produksi saat ini masih dialihkan pada program simpan pinjam milik BUMDES juga.

Kegiatan kali ini diangkat dari mahasiswa KKN Unej "Back To Village" 2020, dimana masing-masing mahasiswa Unej menjalankan program kerja yang telah dibuat untuk diimplementasikan guna memberdayakan masyarakat desa. Mahasiswa memiliki waktu selama 45 hari sejak tanggal 1 Juli 2020 hingga 14 Agustus 2020 untuk melaksanakan kegiatan KKN dan harus dapat mencapai target. Penyusunan program kerja harus disesuaikan tema dan permasalahan yang ada di desa. Salah satu mahasiswa Unej dari kelompok KKN 14 ini mengambil sebuah program kerja memberdayakan Bumdes dan masyarakat Desa Penambangan dengan mengembangkan produk lilin. Maka, akan dilakukan perbaikan manajemen produksi dan inovasi produk lilin yang bernilai jual lebih tinggi. Adanya kegiatan KKN back to village di tengah pandemic covid-19 ini diharapkan dapat membantu memperbaiki perekonomian desa dan masyarakat, meningkatkan rasa kemandirian dalam mensejahterakan desa dan keluarga.

Penulis: Yessica Putri K/KKN 14 Unej

DPL: Dr. Eko Suwargono, M.Hum

Gambar 3. Roadmap Kegiatan KKN|dokpri
Gambar 3. Roadmap Kegiatan KKN|dokpri
                                                                                                           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun