Mohon tunggu...
Yesri Saefatu
Yesri Saefatu Mohon Tunggu... Guru - Menulis saja

Menulis untuk kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kelakuan Binatang

20 Juli 2020   07:58 Diperbarui: 20 Juli 2020   08:01 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keringat dan darah petani itu mengalir membasahi tubuhnya.
Menggarap ladang dan sawahnya demi sesuap nasi dan sekunyah jagung untuk kaumnya.
Ia bukan pahlawan tapi ia adalah harapan para kaumnya untuk tetap bertahan hidup di tengah tekanan dan himpitan dari segala penjuru.
Karena ia adalah satu-satunya sosok yang mendengar suara rintihan dan tangisan ibu dan anak-anak itu.
Hari demi hari, ia tidak betah di rumahnya. Ia memilih berdiam diri di ladang dan sawahnya itu.
Burung-burung dan anjing-anjing itu mencoba mencopot hasil kebunnya yang sudah matang.
Ia terus berupaya untuk mengusir burung-burung itu dengan orang-orangan sawah.
Begitupun anjing-anjing itu, ia berusaha untuk menjerat satu persatu tetapi namanya juga binatang, "Kelakuannya tetap binatang".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun