Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bakso Tetelan hingga Nasi Padang, Potensi Kuliner Halal Indonesia di Negeri Seberang

3 Januari 2018   09:43 Diperbarui: 3 Januari 2018   09:50 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RM Saman Islam Bangkok Thailand (dok: pribadi)

Mei 2017 silam merupakan kali pertama saya menginjakkan kaki di negeri orang. Setelah memiliki paspor semenjak 2014 silam, saya baru berkesempatan untuk menggunakannya setelah tiga tahun kemudian. Negara pertama yang saya kunjungi yaitu Thailand tepatnya di Bangkok yang merupakan ibukota Thailand.

Hal pertama yang saya lakukan sebagai seorang "newbie" traveller sebelum melakukan perjalanan yaitu tentunya mencari tahu seluk beluk negara yang akan dituju. Poin penting yang menjadi perhatian ialah soal: Makanan!Karena sebagai seorang Muslim, kami memiliki beberapa pantangan dalam mengkonsumsi sesuatu.

Setibanya di Bangkok setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih 3 jam via jalur udara dari Jakarta, saya dan teman-teman seperjalanan mampir makan malam di sebuah restoran halal bernama "Yana Restaurant" yang terletak di MBK Center. Suasana makan malam tersebut cukup ramai dengan menu makanan halal yang tersedia cukup komplit. Hal ini memberikan saya inspirasi bahwa industri halal Indonesia khususnya di bidang kuliner halal cukup menjanjikan bila diterapkan di luar negeri. Buktinya, menu halal yang disediakan restoran tersebut sangat ramai dan tidak pernah sepi peminat.

Selama sekitar 4 hari dan 3 malam di Bangkok, saya menginap di salah satu hotel ternama yaitu Ibis Bangkok Sathorn. Letaknya sangat strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota. Selain itu hal yang paling menyenangkan ialah tepat persis di depan penginapan kami terdapat minimarket yang buka 1x24 jam. Hore!

Alkisah, suatu malam saya merasa kelaparan setelah melakukan perjalanan seharian penuh dan kebetulan hotel yang kami tempati tidak menyediakan makan malam. Sehingga saya memutuskan untuk membeli makanan di minimarket yang terletak di seberang penginapan.

Indomie goreng product of Indonesia di minimarket Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Indomie goreng product of Indonesia di minimarket Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Saya menelusuri rak demi rak makanan ringan sembari membaca dan mengamati kode HALAL yang tertera di kemasan hingga saya menemukan... Ya, Mi Goreng "Indomie"yang dengan jelas tertulis label halal dan kalimat "Product of Indonesia" pada kemasannya. Hati saya sungguh berbunga-bunga menemukan Mi goreng di negeri orang. Alhamdulillah!

Perasaan yang sama saya rasakan ketika mengunjungi Singapura pada November 2017 silam. Saya menemukan sebuah restoran halal bernama "Jalan Sultan Nasi Padang" di Singapura. Mereka mengusung konsep "Authentic Local Halal Food"  dan menyediakan beragam menu halal. Satu hal yang menggelitik ialah sebutan "Nasi Padang" yang bila diamati tidak mirip menu nasi padang yang ada di tanah air. Hanya saja hal ini lantas menjadi satu inspirasi lagi bahwa industri halal Indonesia khususnya di bidang kuliner halal sangat menjanjikan dan memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut dan "Go International!"

RM Nasi Padang di Singapura (dok: pribadi)
RM Nasi Padang di Singapura (dok: pribadi)
Selain menemukan Mi Goreng yang merupakan produk Indonesia di minimarket yang terletak di Kota Bangkok, saya juga menemukan menu makanan yang bisa dibilang "Indonesia Banget" di suatu rumah makan muslim bernama "Aisyah Roddi". Tebak saya menemukan apa? Ya, Mie Bakso Tetelan!

Menu kuliner halal di RM Muslim Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Menu kuliner halal di RM Muslim Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Siapa yang akan menyangka menu makanan yang disajikan terasa seperti "Bangkok bercitarasa Indonesia". Sebut saja, ada nasi kuning, sup buntut sapi, mie bakso, sate, lumpia dan martabak. Wah!

Kota Bangkok sendiri memang terkenal dengan industri kulinernya. Sekilas kuliner yang dijajakan mirip dengan Indonesia. Semisal, es kelapa muda yang disebut "Ampawa from Coconut" serta coconut ice cream. Kita tentu telah mengetahui bersama bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah tidak terkecuali untuk tanaman kelapa. Di wilayah timur Indonesia misalnya yaitu Provinsi Sulawesi Utara yang terkenal dengan sebutan "Bumi Nyiur Melambai". Kuncinya hanya satu, Indonesia hanya perlu berinovasi terhadap kuliner yang dijajakan agar tampak unik.

Coconut ice cream Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Coconut ice cream Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Berkenaan dengan hal tersebut, saya lantas teringat hasil penelusuran bersama tim project USAID saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Sukabumi tepatnya di Desa Pasawahan Kecamatan Cicurug. Kami menemukan industri rumah tangga berupa "Dendeng Daun Singkong". Sekilas bentuknya mirip dengan snack rumput laut "Tao Kae Noi" yang merupakan cemilan khas Bangkok, Thailand. Tapi, sayangnya produk makanan ini baru sebatas "Serupa tapi tak sama" karena sebagai industri rumahan, mereka masih terkendala beragam peraturan dan kebijakan dalam proses pemasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun