Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Teteh Wina, Single Parent Teduh Menginspirasi

17 Mei 2015   07:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 21 Januari 2015, saya diminta menjadi fasilitator untuk World Cafe Ibu Ari, kandidat Doktor Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan IPB di Hotel Permata Bogor, ketika menerima berita duka bahwa Bapak Wisnu Anggoro, yang tiada lain merupakan suami dari teman kuliah kami, Teh Wina, telah menjadi salah satu korban kecelakaan maut tabrakan beruntun di Arteri Pondok Indah Jakarta Selatan pada Selasa malam (baca disini).

Bagai disambar petir di siang bolong, saya tidak kuasa menahan tangis, air mata menetes dengan sendirinya, jantung saya berdetak kencang. Tapi, pada saat yang bersamaan saya dituntut memiliki sikap profesional. Oleh karenanya kegiatan tetap berlangsung. Selepasnya, saya langsung menuju rumah duka dan mendapati Teteh Wina bersama Juno, anak semata wayangnya.

Kami lantas saling berpelukan dan menangis bersama...

Tak bisa dipungkiri, inilah saat-saat dimana mengenang masa lalu begitu menyakitkan, pun masa depan menjadi sangat mengkhawatirkan. Ikhlas ya teh...

2012, awal pertemuan saya dan teteh. Kami melanjutkan studi program Pascasarjana pada program studi yang sama. Awal perkenalan, perawakan dan pembawaan teh Wina sangat keibuan. Pada waktu itu si imut Juno belum lahir ke dunia.

Teh Wina, kelahiran 24 Februari silam. Wanita inspiratif dengan inisiatif/inovasi yang bermanfaat, hal ini dibuktikan dengan inisiatifnya yang sangat visioner karena kendati telah berstatus PNS tapi teteh tetap semangat untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Strata 2/Magister. Semangatnya patut diacungi jempol. Sstt... Saya diam-diam membanggakan dan salut pada sosok perempuan yang satu ini, lho.

Teteh Wina seakan menampilkan sosok perempuan Indonesia yang tergerak maju menjadi lebih baik. Di samping tugasnya sebagai istri dan calon ibu. Untungnya suaminya (alm) tidak menghalangi ataupun menekannya terkait dengan nilai luhur atau kebudayaan serta ajaran agama yang seolah mempersulit. Sebaliknya, almarhum mendukung penuh! Kebanggaan tersendiri juga terhadap almarhum sebagai sosok kepala rumah tangga yang sangat bijak menyikapi kehidupan dalam menjalankan perannya sebagai suami dan ayah.

Maka otomatis dengan sendirinya, kecantikan Teteh seakan terpancar. Totalitas dukungan keluarga dan orang-orang tersayang di sekitar seakan menunjukkan bahwa tekanan tiada artinya, selama teteh mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk terus bergerak maju tanpa melupakan akarnya (nilai luhur dan budaya). Teteh benar-benar mampu memberi contoh untuk terus maju.

Teteh juga merupakan wanita inspiratif yang memiliki kisah titik balik sehingga bisa menjadi teladan. Apa pasal? Kendati kini menjadi single parent mengurus Juno seorang diri, tapi kisah titik balik yang teteh alami menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa hidup ini harus dijalani dengan penuh rasa syukur dan penuh rasa sabar.

Teteh senantiasa menjadi wanita inspiratif yang aktivitas/perjuangannya layak dijadikan role model. Bagaimana tidak, di era modernitas seperti saat ini teteh kuat menjadi wanita pekerja, menjadi ibu rumah tangga, menjadi ibu sekaligus ayah bagi anaknya, menjadi wanita yang berupaya mewujudkan mimpi dan cita-cita. Teteh berjuang tanpa meninggalkan kodratnya sebagai seorang wanita, seorang ibu dan seorang istri.

Teh...

Teteh In Shaa Allah selalu menjadi teman, saudara, kerabat, sahabat, keluarga dan pastinya wanita teladan yang senantiasa menginpirasi perjuangan untuk terus maju. Teteh adalah wanita inspirasi Indonesia. Teteh adalah role model. Teteh adalah sosok penuh keteladanan dan memancing saya untuk terus bisa memaksimalkan diri. Teteh menularkan keteladanan, kemandirian, keteguhan prinsip, kekuatan diri (secara tidak langsung). Teteh membuktikan pentingnya menjaga budaya Indonesia melalui sikap dan perilaku yang mencerminkan wanita Indonesia kendati seringnya melanglang buana lintas benua. Teteh mewakili kecantikan wanita Indonesia. Tidak berlebihan kan teh kalo saya bilang bahwa teteh representasi wanita inspirasi Indonesia? Saya terinspirasi, teh. Hatur nuhun! Salam sayang buat Juno.

Teteh In Shaa Allah bisa menjadi wanita inspiratif yang memberikan kontribusi dan membawa perubahan untuk keluarga dan lingkungan. Semoga semakin banyak wanita lain di Indonesia bahkan dunia yang terinspirasi oleh sosok wanita inspiratif seperti teteh-teteh Wina lainnya, yang super tangguh! Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun