Mohon tunggu...
Yesika AtikhotunNisa
Yesika AtikhotunNisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang merantau dari sebuah desa terpencil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi Stawberry dalam Menghadapi Stigma Pengangguran dari Kalangan Sarjana

3 Juni 2023   21:00 Diperbarui: 3 Juni 2023   21:09 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Generasi Strawberry Dalam Menghadapi Stigma Pengangguran Dari Kalangan Sarjana

Generasi Strawberry adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap kurang tahan terhadap tekanan dan memiliki harapan yang tinggi terkait pekerjaan. Strawberry generation istilah ini berasal dari Korea Selatan yang mengacu pada generasi muda yang dianggap kurang tangguh dan kurang tahan dalam menghadapi tekanan atau tantangan hidup. Istilah ini mengambil analogi dari buah strawberry yang memiliki kulit tipis dan mudah busuk. Istilah ini mulai populer di Korea Selatan pada tahun 2000-an dan sering digunakan untuk merujuk pada generasi muda yang tumbuh di tengah-tengah kemajuan teknologi dan gaya hidup modern. Istilah ini sering dikritik karena dianggap stereotipikal dan generalisasi yang tidak adil terhadap sebagian besar generasi muda.

Stigma pengangguran adalah persepsi negative dan stereotip yang melekat pada individu yang tidak memiliki sebuah pekerjaan. Stigma ini dapat menciptakan tekanan sosial dan psikologis bagi individu yang mengalaminya, serta dapat mempengaruhi citra diri dan harga diri mereka. Beberapa aspek stigma pengangguran mungin dihadapi oleh individu termasuk malas dan tidak mau berusaha, hilangnya kepercayaan pada diri sendiri, kesulitan dalam mencari pekerjaan baru, dampak diskriminasi dalam tempat kerja. Lalu mengapa sarjana jauh lebih besar yang menjadi dampaknya, karena terlalu pilih-pilih dalam mencari pekerjaan, mencari gaji yang lebih dari dua digit, merasa bahwa dirinya harus bekerja pada perusahaan besar dan ternama, ini salah satu yang menjadikan banyak lulusan sarjana menjadi pengangguran lalu apa yang harus kita lakuan dalam menghadapi stigma seperti ini.

Dari menghadapi stigma pengangguran dari kalangan sarjana ada beberapa Langkah yang dapat dilakukan oleh generasi strawberry yaitu; Mengubah persepsi tentang pekerjaan yang awalnya berat menjadi sesuatu yang mudah untuk digapai, menghargai setiap jenis pekerjaan yang kita peroleh sehingga kita dapat menemukan nilai kepuasan dari pekerjaan yang kita lakukan. Meningkatkan sebuah keterampilan dan pengalaman dari dalam diri kita karena setiap orang pasti mempunyai sebuah kelebihan masing-masing. Dapat juga dengan mengikuti berbagai pelatihan, magang, atau relawan dibidang yang diminati dan sesuai dengan pastion yang dimiliki untuk membantu meningkatkan daya saing dan memperluas peluang kerja. 

Membangun sebuah koneksi dan jaringan professional yang kuat sangatlah pentig dalam mencari sebuah pekerjaan salah satunya yaitu dengan mengikuti berbagai organisasi dan juga kepanitiaan bagi kita yang masih menempuh Pendidikan, Namun juga bisa dengan menghadiri acara industry, seminar, konferensi, atau bergabung dengan komunitas profesional yang terkait. Menghubungi teman, keluarga, dan rekan dalam belajar agar bisa membantu menemukan peluang kerja yang mungkin tidak tersedia secara terbuka. Fleksibel dan adaptasi dua hal ini juga sangat penting dalam mencari sebuah pekerjaan, Generasi Strawberry harus bersedia untuk menjadi fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan didunia kerja, mengembangan keterampilan yang diperlukan dipasar kerja yang sedang berkembang, seperti dipemograman computer, analisis data atau keterampilan digital lainya. Menghadapi stigma pengangguran bisa menjadi sebuah tantangan yang sulit perlu adanya sebuah semangat yang positifdan gigih dalam mempertahankan semangat mencari sebuah pekerjaan terus berusaha, menjaga motivasi, dan percaya pada kemampuan diri sendiri.

Pengangguran bisa terjadi karena beberbagai factor diluar kendali individu, seperti ketidaterdugaan ekonomi atau perubahan dalam sebuah industry. Penting bagi masyarakat untuk tidak menggeneralisasi dan memahami bahwa setiap individu memiliki cerita dan tantangan uni dalam mencari sebuah peerjaan. Dukungan sosial, kesadaran akan stigma yang ada, dan usaha untuk mengatasi stigma pengangguran dapat membantu mengurangi dampak negative pada individu yang mengalaminya. Penting untuk diingat bahwa stigma pengangguran bukanlah karateristik intrinsic dari generasi muda. Setiap individu memiliki potensi dan kesempatan untuk  berhasil dalam karir mereka. Dengan upaya, ketekunan, dan pendekatan yang tepat, generasi strawberry dapat mengatasi stigma pengangguran dan mencapai kesuksesan dalam dunia kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun