Mohon tunggu...
Yesha ChangIcia
Yesha ChangIcia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang menulis fiksi, menari, dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Multikultural

8 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 8 Desember 2022   15:38 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah tangga utama manusia agar bisa berkembang. Pendidikan adalah sebuah wadah yang berisi berbagai macam manusia dari suku, negara, dan agama manapun, semua Bersatu dibawah payung yang bernama 'pendidikan' guna mencapai satu hal yang sama, yakni kemerdekaan untuk dirinya. Oleh karena itu, banyaknya perbedaan menjadikan Pendidikan multikultural mampu belajar cara bersikap toleransi. Bersatunya Pendidikan serta kultur dapat menjadikan sebuah konsekuensi dalam menjalani masa Pendidikan. Dimana tertanamnya sikap toleransi serta pengetahuan mengenai suatu budaya baru.

Indonesia dinilai dengan negara yang memiliki keaneka ragaman budaya, dimana ini menempatkan Pendidikan multikultural pada jenis urgensi sebab untuk menghindari peluang konflik yang dapat timbul akibat perbedaan budaya. Perbedaan budaya dapat memberikan pengaruh dari cara pola pikir, adat istiadat, tingkah laku, serta upacara religius menurut budayanya masing-masing. Multikultural sendiri dapat digambarkan bagai sebuah kotak dengan isi warna yang berbeda-beda, tetapi dapat menjadi selaras apabila diarahkan baik dan benar. Pendidikan multikultural dapat berjalan dengan baik tanpa ada provokasi dari pihak-pihak tertentu.

Multikulturalisme adalah ideologi dan alat untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Jadi Memahami multikulturalisme membutuhkan pengetahuan untuk membangun dan mendukung keberadaan konsep-konsep yang relevan peran multikulturalisme dalam kehidupan manusia. sebuah bangunankonsep-konsep ini harus dikomunikasikan di kalangan professional mereka berbagi minat ilmiah yang sama dalam multikulturalisme ada kesamaan pemahaman dan saling mendukung untuk memperjuangkan ideologi ini. Menurut Choirul Mahfud (2011: 75), beliau memberikan pendapat bahwa multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran atau paham). Secara hakiki dalam kata tersebut terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannyamasing-masing yang unik.

Sebagai manusia, dan sebagai masyarakat, tentu akan mengalami perubahan zaman. Hal tersebut menuntut manusia untuk berubah dan beradaptasi sesuai zamannya sebab agar dapat bertahan dan menjadi keseimbangan dalam zaman tersebut. Pendidikan Multikultural membantu dalam proses penyeimbangan diri sebab memiliki konsep yang relevan seperti keyakinan dalam keagamaan, nilai-nilai budaya dan etos, tetap sederajat kebersamaan meski ada perbedaan, keadilan dan hukum, demokrasi, kebudayaan suku bangsa, hak budaya komunitas, serta konsep-konsep lainnya. Multikulturalisme, sebagai aturan adalah peluang untuk pemikiran kesatuan karena mengidentifikasi ketersediaan kelompok etnis di negara dan situasi seperti itu menunjukkan komunitas itu mendorong kelompok etnis yang berbeda untuk berkembang secara mandiri. mengenali dan menerima Keragaman lebih baik daripada menyangkalnya dan menyeret seluruh populasi ke satu tingkat pendekatan dibandingkan dengan yang pertama.

 Menurut Polat and Kili (2013) pembelajaran tentang multicultural memiliki tujuan untuk membangun jiwa mandiri, menumbuhkan rasa sensitifas pada hal baru, terbentuknya rasa hormat kepada orang lain, serta memiliki potensi untuk memberikan pendapat neutral tanpa menyinggung suatu kultur, dan juga untuk pola pikir kritis juga cara membangun potensi intelektual. Pendidikan Multikultural juga disebutkan sebagai penyetaraan hak belajar atau bisa dikatakan perasamaan hak belajar tanpa memandang Bahasa, suku, ras, kelas sosial, agama, serta gendernya. Jika dikaitkan dalam era globalisasi sekarang Ini bisa dikatakan bahwa Pendidikan multikultural ini memiliki peran penting untuk menyatukan manusia dan mempertahankan nilai toleransi.

Ada lima dimensi berkaitan mengenai implementasi guru untuk Pendidikan Multikultural menurut James Bank, yakni :

  • Dimensi integrasi isi/materi (content integration). Dalam dimensi ini guru memberikan refleksi pembelajaran secara khusus dalam kurikulum dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah Guru bisa mengakui kontribusi siswanya.
  • Dimensi konstruksi pengetahuan (knowledge construction). Guru membantu siswa memberikan kesimpulan dengan disiplin pengetahuan yang mereka ketahui atau miliki.
  • Dimensi pengurangan prasangka (prejudice ruduction). Maksud dari poin ini adalah guru membantu meluruskan pandangan siswa yang memiliki pemikiran negatif terhadap suatu rasa atau etnik.
  • Dimensi pendidikan yang sama/adil (equitable pedagogy). Memiliki fasilitas yang sama adil. Guru dapat menerapkan cara kerjasama tanpa ada rasa kompetitif sehingga murid dapat membantu satu sama lain.
  • Dimensi pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture and social structure). Maksudnya adalah memperbedayakan keaneka ragaman siswa dalam acara-acara tampil disekolah.

Pendidikan multikultural ini dapat memperbaiki kesenjangan, penindasan, kegagalan praktek belajar serta penghinaan dalam dunia Pendidikan. . Hal ini pun dapat membantu guru-guru dalam perkembangan kurikulum dimana mengetahui dari kurikulum lama untuk di buat kurikulum baru sesuai dengan mentalitas anak serta zaman yang anak sedang lalui. Pendidikan itu sendiri perlu adanya perubahan yang lebih baik supaya dapat menjadi generasi yang diinginkan oleh negara dan kelak dapat mengkaji kehidupannya untuk disimpan sebagai jendela pedoman bagi generasi selanjutnya dalam pengembangan diri dan perkembangan negara. Terus dilakukan seperti roda, sebab selagi dunia masih berputar maka kehidupan semakin maju dan kehidupan masa lampau akan semakin banyak untuk dikaji.

 Sebagaimana dikatakan dalam landasan negara kita yakni Pancasila pada sila ke-3 dan ke-5, dimana memiliki kaitannya dengan Pendidikan Multikultural, persatuan Indonesia dapat diwujudkan dalam lingkungan pendidikan, terlepas dari perbedaan yang kontras tapi bersatu dalam NKRI memperoleh pendidikan yang setara. Lalu, ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, ini dapat di implementasikan melalui dalam dunia pendidikan, seperti yang sudah dikatakan diatas, kesetaraan dalam meraih pendidikan dan menghapuskan kesenjangan budaya tanpa melupakan norma-norma yang berlaku. Indonesia memiliki cita-cita besar mengenai kesejahteraan rakyatnya, baik dalam segi ekonomi maupun pendidikan. Sebagai negara yang memiliki keaneka ragaman suku dan budaya, Indonesia mendapatkan tanggung jawab besar untuk mempertahankan, mensejahterakan, setiap rakyat yang berada dibawah naungan NKRI, tiap-tiap rakyat yang menjadi rakyat Indonesia mesti mendapatkan pendidikan layak sehingga mampu menyelamatkan jiwa serta negara itu sendiri.

Perbedaan yang banyak seperti ini dapat mengakibatkan pihak pro dan kontra, sebab adanya perbedaan pandangan dari berbagai macam manusia yang bertandakan rakyat Indonesia. Pendidikan Multikultural ini dapat menolong murid mengenai perbedaan kultur yang dimiliki Indonesia, sehingga murid dapat memandang luas dan mempelajari serta menerima banyaknya perbedaan tersebut. Penerapan sistem pendidikan multikultural ini harus dilakukan sedari dini, anak-anak yang terbiasa mempelajari perbedaan maka dapat menerima dengan mudah ketika memandang teman-temannya dari suku, ras dan agama. Masa anak-anak adalah masa yang rawan dan mudah terpengaruh, pengarahan yang baik dan benar tanpa melakukan tindakan provokator adalah cara tepat untuk menerapkan pendidikan multikultural dalam dunia pendidikan. Indonesia tidak bisa lepas dari yang namanya multikultural, itu sebabnya penting untuk generasi-generasi penerus bangsa tahu soal pendidikan multikultural dan bagaimana cara menerapkannya pada kehidupan sehari-sehari. Pendidikan multikulturalisme ini membantu perkembangan murid dalam hal menerima, serta mengelevauasi budayanya sendiri agar dapat ia terapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain dalam ranah pendidikan, dalam lingkungan keluarga pun pemahaman tentang multikulturalisme harus diajarkan, sebab anak pertama kali tumbuh dalam lingkungan keluarga. Tanpa sadar, keluargalah yang membentuk kepribadian anak dalam masa tumbuh mereka hingga masa anak tersebut masuk dalam lingkungan sekolah. Maka dari itu, untuk mencegah perilaku yang menyimpang serta menyinggung pihak tertentu ketika masuk dalam lingkungan sosial, maka sebagai orang tua, harus bijak dalam berkata dan menyampaikan pengertian mengenai multikuluralisme.

Indonesia memiliki ciri khas yang melekat sampai kapanpun, yakni keberagamannya serta kekayaan budayanya. Asisten Direktur Jendral UNESCO Bidang Budaya (ADG Culture) Fransesco Bandarin kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menyebut pada sidang umum UNESCO ke 39 bahwa tidak ada rasanya negara di dunia mana pun yang punya warisan budayanya sekaya Indonesia maupun sebanyak warisan budaya benda Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman. Tentu tidak mudah menyatukan keberagaman seperti ini, terkadang masih terjadi perselihan. Untuk mengantisipasi hal tersebut agar tidak sampai membuat Indonesia jadi terpecah belah maka perlu adanya penerapan atau pembiasaan pendidikan multikultural agar generasi-generasi penerus bangsa dapat menerima dan belajar mengenai keberagaman yang dimiliki negaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun