Mohon tunggu...
Yesaya Sanjaya
Yesaya Sanjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKA Soegijapranata

biasanya dipanggil ahong.

Selanjutnya

Tutup

Film

Melihat Realita Melalui Serial "The Umbrella Academy"

29 Oktober 2020   20:45 Diperbarui: 29 Oktober 2020   20:51 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Karena obsesi Handler yang ingin menjadi pemimpin, ia meminta Five untuk membunuh Michael dengan imbalan Five akan mendapatkan apapun yang ia inginkan. Singkat cerita, Five berhasil melakukan misinya namun tidak membunuh Charmichael dan ia memutuskan untuk mengurung Charmichael dalam sebuah akuarium kecil. 

Jika kita mengamati obsesi tentang kepemimpinan yang diinginkan oleh Handler, kita bisa melihat bahwa adanya hasrat haus akan kekuasaan. Berbicara tentang kekuasaan, berarti kita sedang berbicara mengenai politik. Seringkali para penguasa sering menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan yang ia inginkan, terutama mendapatkan kursi kekuasaan. 

Mulai dari cara yang halus sampai cara yang kotor sekalipun semua dilakoninya asalkan keinginannya bisa terwujud. Nasib orang-orang dibawahnya tidak ia pikirkan karena yang ia pedulikan hanya dirinya dan apa yang ia inginkan. Pemimpin seperti ini yang biasanya menjadikan suatu organisasi menjadi lebih buruk dan merugikan semua pihak karena ketidakmampuannya dalam menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar.

Terlepas dari politik kepemimpinan, serial The Umbrella Academy juga mengangkat isu tentang rasisme pada warna kulit yang terjadi di Amerika pada tahun 1963. Pada musim kedua konflik pada film ini lebih panas karena masing-masing dari mereka diajak Five untuk menjelajah waktu, namun masing-masing dari mereka terpental pada kurun waktu yang berbeda-beda. Allison yang merupakan salah satu anggota keluarga yang berkulit hitam terjatuh pada tahun 1961.

Isu rasisme yang terjadi kala tahun 1961 adalah beberapa tempat makan hanya dikhususkan untuk ras berkulit putih. Allison yang sudah menikah dengan pria berkulit hitam bernama Raymond bersama-sama untuk memperjuangkan hak sesama masyarakat berkulit hitam agar mendapatkan perlakuan yang sama. 

Akibat dari adanya isu rasisme yang diceritakan dalam film tesebut, masalah sepele yang tidak sengaja dilakukan bisa dilaporkan pada polisi dan berujung pada penangkapan Raymond. Sebegitu sensitifnya masalah rasisme pada saat itu sampai-sampai mereka tidak menghargai hak setiap warga dan membedakan perlakukan hanya karena perbedaan warna kulit.

Kita dapat melihat juga di negara kita sendiri Indonesia dimana beberapa oknum memberikan perlakukan yang tidak pantas kepada kaum minoritas. 

Minoritas masih dianggap seolah  sebagai pendatang asing dan masih belum memiliki hak yang sama dengan mayoritas. Terlepas dari semua masalah tersebut kita harus menyadari bahwa tidak semua melakukan hal tersebut, hanya oknum-oknum tertentu saja yang melakukan tindakan tidak bertanggung jawab tersebut. 

Melalui serial The Umbrella Academy kita bisa mendapatkan pembelajaran dan menyadarkan kita akan nilai-nilai kehidupan. Mulai dari cerminan pemimpin yang haus akan kekuasaan sehingga berpolitik dengan berbagai cara untuk mendapatkan yang ia inginkan, hingga isu rasisme yang merupakan masalah sosial yang masih banyak terjadi dimasyarakat. 

Sebagai individu yang beretika dan bermoral, kita tidak boleh memandang rendah individu lain hanya karena perbedaan yang nampak dari luar kita seperti ras, suku, dan budaya. 

Semua yang tampat diluar tidak menjamin apa yang yang di dalamnya. Akan terasa lebih baik jika kita menghargai hak setiap orang agar bisa menjalani kehidupannya sebagaimana mestinya, dan perlu diingat bahwa perbedaanlah yang menjadikan setiap kita menjadi unik. Salam toleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun