Mohon tunggu...
Yenny r maulid
Yenny r maulid Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mari belajar bersama✨

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Semakin Banyak Diajak Berbincang, Semakin Berkembang Bahasa Anak

6 April 2020   15:42 Diperbarui: 6 April 2020   15:49 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu penyebab anak yang bermasalah dalam berkomunikasi adalah mereka yang sejak dini tidak pernah menyerap kosakata untuk tujuan komunikasi. Salah satu hal penting dalam berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau isyarat-isyarat yang berdasarkan pada suatu dari simbol-simbol yang disusun dengan berbagai variasi aturan. Berkembangnya bahasa tentunya melewati beberapa tahapan. 

Dimulai dari masa bayi, bayi sudah belajar celoteh dan vokalisasi, sejak lahir yang mulanya ia menangis. Di usia 1-2 bulan, ia mapu mengeluarkan suara oo atau goo atau disebut dengan istilah Cooing. 

Di pertengahan tahun pertama ia mampu menggabung-gabungkan kombinasi konsonan-vokal, seperti ba-ba-ba-ba. Lalu di usia 8-12 bulan, ia mampu menggunakan gerakan seperti menunjuk (untuk menunjukkan sesuatu atau untuk pamer) atau melambaikan tangan da..da, mengangguk untuk mengatakan ya, menunjuk ke gelas kosong bila ingin minum susu, dan menunjuk  keseekor anjing untuk menarik perhatian kea rah anjing tersebut.

Setelah 6 bulan, bayi akan semakin peka dalam merasakan perubahan bunyi dari bahasa mereka sendiri, yakni bahasa yang diucapkan orang tuanya mereka harus menemukan batasan-batasan antar kata sampai mereka mulai mampu mendeteksi batas-batas kata tersebut pada usia 8 bulan. 

Bayi juga akan mengindikasikan pemahaman kata-kata mereka yang pertama rata-rata pada usia 13 bulan. Kata-kata pertama anak meliputi nama-nama orang yang penting, nama binatang yang lazim, kendaraan, mainan, makanan, bagian tubuh, pakaian, benda dalam rumah,dan istilah-istilah sapaan. 

Serta sampai di usia 2 tahun, kosa kata mereka akan terus bertambah di masa kanak-kanak awal, dari kalimat-kalimat sederhana yang mereka miliki (yang mengespresikan preposisi tunggal) akan menjadi kalimat-kalimat kompleks diawali antara usia 2-3 tahun dan berlanjut hingga sekolah dasar. Lanjut di masa kanak-kanak menengah dan akhir, mereka membuat banyak kemajuan dalam kosakata serta tata bahasa mereka

Pemahaman anak terhadap kosakata terjadi melalui proses pemetaan cepat, proses ini merupakan proses dimana anak mampu menyerap arti dari kata-kata yang baru ia dengar sekali atau dua kali dalam suatu percakapan. Setelah anak mampu memahami maksud dari berbagai kosakata, anak akan merangkai kata-kata (sintaksis) tersebut menjadi kalimat yang lebih mudah dipahami.

Di usia tiga tahun, umumnya anak sudah mampu menggunakan kata ganti kepemilikan. Pada usia yang sama, anak mampu bertanya dan menjawab pertanyaan apa dan dimana. Hal ini menunjukan bahwa pada usia tiga tahun, anak belum cukup mampu bertanya atau menjawab pertanyaan kenapa atau bagaimana yang sifatnya lebih deskriptif. Anak usia empat tahun mengguunakan kalimat yang kompleks dan ada anak kalimatnya. 

Di usia yang sama, anak akan melafalkan setiap kalimat secara bersamaan dalam satu narasi yang begitu panjang. Selain itu, dalam beberapa bagian, anak belum mampu memahami dengan baik apa yang disampaikan seseorang. Di usia lima hingga tujuh tahun, perkataan anak-anak terdengar seperti orang dewasa berbicara.

Ketika anak sudah mampu memahami kosakata, tata bahasa, dan sintaksis, anak akan memililiki kecakapan dalam pragmatik. Pragmatik adalah pengetahuan praktis yang dibutuhkan untuk menggunakan bahasa untuk tujuan komunikatif. Pragmatik ini berupa cara bagaimana jika ingin bertanya, bercerita, hingga candaan, bagaimana cara memulai dan mengakhiri sebuah pembicaraan dan lain sebagainya.

Dari berbagai persoalan perkembangan bahasa anak usia dini pun ada istilah yang namanya keterlambatan berbicara (Speech Delay). Banyak penyebab mengapa beberapa anak mengalami keterlambat berbicara. Mungkin asosiasi keterlambatan bahasa dan bicara muncul karena masalah pendengaran, abnormalitas pada wajah dan kepala seperti kelahiran prematur, faktor sosial ekonomi, sejarah keluarga dan keterlambatan perkembangan yang lain (Dale dkk., 1998; U.S. Preventive Services Task Force, 2006). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun