Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Life Hack

Perilaku Bunuh Diri dan Karakter Si Melankolis

16 Juni 2022   10:42 Diperbarui: 18 Juni 2022   14:38 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design by freepik.com

Anda termasuk orang yang melankolis? Secara teoritis orang dengan karakter ini cenderung mudah melakukan bunuh diri. Kesulitan ekonomi, patah hati, penyakit yang tak kunjung sembuh bahkan alasan yang tampak sepele pun bisa menjadi pendorongnya.

Selain rezeki dan jodoh, kata orang, urusan mati ada di tangan Tuhan. Namun, bagi orang tertentu, kematian dirinya sendiri dianggapnya bisa ditentukan oleh dirinya sendiri, dengan resiko masuk neraka abadi tentunya.

Bagusnya, tidak semua orang berani mencabut nyawanya sendiri. 

Hanya orang tententu dengan karakter dan alasan tertentu yang tidak gentar melakukannya. Banyak situasi ditengarai dapat mendorong seseorang ke arah sana. Di antaranya, sejarah keluarga yang pernah berusaha bunuh diri atau melakukan tindakan yang bisa membahayakan orang lain, mengalami kekerasan fisik atau seksual, kematian orang dekat atau anggota keluarga, penceraian, perpisahan atau putusnya suatu hubungan, tidak tercapainya prestasi akademis, kehilangan pekerjaan atau masalah dalam pekerjaan, mendapatkan hukuman penjara, dan lainnya. Yang semua ada unsur putus asa.

Jelas sekali, tindakan tragis dan bisa dikatakan "bodoh" itu dipilih sebagai jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.

Menurut beefrienders.org, sebuah situs di internet yang menangani kasus bunuh diri, ada beberapa ciri yang tampak pada calon pelaku bunuh diri. Misalnya, mereka sering menyatakan keinginannya untuk bunuh diri secara tersamar seperti mengatakan, "Saya tidak sanggup lagi menghadapi semua ini". Selain itu, perubahan cukup besar terjadi pula pada perilakunya. Misalnya, sering menangis, murung, bertengkar, melanggar hukum, impulsif, menganiaya atau melukai diri sendiri, membuat tulisan tentang kematian atau bunuh diri. 

Kondisi fisiknya pun mengalami perubahan mencolok. Di antaranya berupa hilang energi, gangguan tidur (kurang tidur atau tidur berlebihan), hilang selera makan, berat badan turun drastis, meningkatnya gangguan kesehatan, minat seksual berubah,dan kurang peduli pada penampilan. 

Tak kalah anehnya, terjadi pula perubahan pada cara berpikir dan rasa. Misalnya, merasa kesepian (kehilangan dukungan teman-teman dan keluarga), merasa ditolak (dianggap sebagai orang di luar kelompok), sedih atau rasa bersalah mendalam, kurang dapat memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi, melamun, cemas dan tegang, merasa tidak berdaya, dan kehilangan harga diri. Pada saat inilah calon pelaku sering bimbang, benarkah ia ingin bunuh diri atau tidak. 

Ada masa di mana orang yang sedang depresi atau ingin bunuh diri merasa lebih bahagia. Tidak usah terkecoh dengan hal ini, dan beranggapan bahwa masa krisis ancaman bunuh diri sudah lewat. Saat itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi.

Pertama, si calon pelaku justru merasa lega karena telah membuat keputusan untuk segera melakukan niat bunuh diri. Atau yang kedua, ia kehabisan energi karena depresi hebat. Begitu segar kembali, ia akan segera melakukan niatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun