Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenangan Ibadah di Malam Natal di Bawah Ancaman Pembakaran Gereja

21 Mei 2022   00:26 Diperbarui: 21 Mei 2022   20:08 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Aku" - Design by pinterest.com


Saya teringat masa kuliah di salah satu kota. Ketika akan memperingati Malam Natal, tiba-tiba di pagi hari ada informasi semua gereja diancam akan dibakar kalau mengadakan Ibadah Malam Natal hari itu.

Saya katakan ke adik saya satu-satunya, kalau saya akan tetap berangkat beribadah Malam Natal hari itu.

Di luar dugaan, ternyata adik saya mengatakan kalau dia juga mau berangkat bersama saya. Saya agak terkejut mendengarnya, tetapi adik sudah bulat tekadnya untuk merayakan Ibadah Natal malam itu bersama saya.

Saat itu kami tinggal di kota di seberang pulau tempat leluhur kami berasal, jauh dari keluarga karena kerinduan untuk pendidikan yang sesuai minat kami.

Kami berangkat berdua, ke gereja di Kota Baru. Kami berangkat memakai baju terbaik kami, kiriman Ibu dari Medan buat Ibadah Malam Natal tahun itu, khusus dijahit di penjahit langganan, dan didesain sendiri oleh Mami terkasih.

Baju saya berwarna hijau kebiruan (tosca), sedang baju adik saya berwarna biru ben-hur. Keduanya terbuat dari kain sari India yang indah. Ada benang emas yang banyak di corak baju kami, sangat indah. (Thanks Mom)

Di sepanjang jalan saya lirik adik, sambil berdoa, biar kehendak Tuhan yang jadi buat kami berdua dan semua yang merayakan Ibadah Natal di gereja malam ini. Karena tidak ada keluarga yang tahu apa yang kami alami saat itu.

Dalam perjalanan, kami hanya diam. Saya mencoba menahan kesedihan di hati, mengingat mungkin ini malam Natal terakhir kami. Tapi saya bertekad dalam hati, akan menjaga adik saya apapun yang terjadi.

Ada sedikit ketegangan dan kepasrahan saat itu. Tapi juga rasa senang, karena kami tidak takut untuk menyembah Tuhan dan akan beribadah bersama semua orang yang "siap mati" saat itu di gereja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun