Mohon tunggu...
Yelinda
Yelinda Mohon Tunggu... Lainnya - hallo saya seorang mahasiswa

Bisa di sebut saya seorang anak baru dalam dunia penulisan. Jika ada yang kurang tepat dan tidak menarik sebelumnya saya mohon maaf.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peraturan dalam Masyarakat di Era Pandemi

17 Juli 2021   15:13 Diperbarui: 17 Juli 2021   22:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar batu caves (Dok_Pribadi)

Covid19 adalah kata yang selalu disebut oleh dunia saat ini,covid19 berhasil membunuh lebih dari ratusan juta manusia atau penduduk bumi. Virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.Dengan adanya virus covid19 atau corona ini seluruh negara di dunia termasuk negara Indonesia telah menetapkan berbagai aturan baru untuk membendung agar tidak menyebarnya virus corona.

Aturan pertama yang dikeluarkan pemerintah saat menghadapi virus corona  adalah memakai masker serta pensanitasi tangan, disertai dengan aturan penjarakan sosial sebesar satu meter dan mencuci tangan sekerap mungkin. Laporan penanganan covid19 mencatat bahwa penulan covid19 masih terjadi hingga minggu,20 november 2020. Berdasarkan data yang disampaikan Satgas, dalam 24 jam terakhir ada penambahan 6.982 kasus Covid-19. Hingga hari ini tercatat terdapat 664.930 kasus Covid-19 di Tanah Air. Namun ada penambahan 221 kasus kematian, sehingga 19.880 orang adalah total meninggalkan pasien covid19.

Dengan bertambah nya kasus, Negara Indonesia memutuskan untuk lockdown selama 2 minggu di dua pekan pertama tahun 2021,  Retno Marsudi yaitu Mentri Luar Negeri akan menutup akses masuk untuk Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya pemberontakan atau bentuk dari ketidaksetujuan masyarakat terhadap cara penanganan virus corona yang di tetapkan pemerintah, mari kita simak bersama sama hal apa saja yang menjadi faktor penyebab utama hal tersebut.

Selama lockdown pemerintah menutup hampir dari seluruh fasilitas ekonomi maupun wisata. Ini menyebabkan begitu banyaknya orang yang mengalami kerugian serta kehilangan sumber pendapatan,bukan hanya rakyat yang mengalami kerugian,negara juga telah kehilangan sumber ekonomi nya karena seluruh aktivitas yang menjadi sumber perekonomian di hentikan, seperti aktivitas wisata. Dari waktu ke waktu, dengan keterbatasan yang terus menerus ditekankan oleh pemerintah menyebabkan banyak nya rakyat yang tidak mau mematuhi perintah atau aturan dari pemerintah tentang penanganan virus covid19. Kehilangan sumber pendapatan adalah alasan utama bagi para pedagang untuk Kembali berdagang demi mencari nafkah untuk keluarga.

Bukan hanya itu akibat dari pandemi covid19 juga telah melumpuhkan aktivitas belajar mengajar di sekolah.  Setidaknya ada 1,3 miliar sekolah di dunia tutup akibat virus asal Wuhan ini.  Lumpuhnya aktivitas belajar mengajar di Indonesia menyebabkan sekitar 646.200 sekolah ditutup dari jenjang Pendidikan PAUD sampai perguruan tinggi,hingga 68,8 juta siswa belajar di rumah dan 4,2 juta guru,dosen ikut mengajar dari rumah.

Beberapa faktor yang memicu terjadinya pelanggaran di Indonesia, dinilai yang menjadi penyebab adalah gaya komunikasi pemerintah saat menyikapi Covid-19 di awal kemunculannya. Perintah terlihat seperti bermain main dengan ucapan sepele seolah tak menganggap dan menekankan bahwa wabah ini adalah sebuah wabah yang berbahaya serta mematikan sementara negara lain sudah menyatakan bahwa adanya wabah yang bisa mematikan,mereka menyampaikan itu dan menanggapinya dengan serius.Masyarakat Indonesia sebenarnya hanya ingin ada kepastian dan ketegasan dari pemerintah saat Indonesia sudah di nyatakan resmi memiliki pasiesn covid19.

masyarakat Indonesia susah untuk diminta tinggal d rumah,karena kurangnya eratnya control sosial yang dilakukan oleh negara" ujar Drajat saat dihubungi Kompas.com, (14/4/2020). government control berupa nasihat nasihat dan pengawasan dari pemerintah. Itu dinilai masih kurang karena tidak terdapat kontrol sosial,seperti implikasi pada perizinan, administrasi di beberapa tempat diterapkan secara ketat dan bagi pelanggar akan dikenai sanksi, serta adanya darurat militer.

sumber (Irwan Nugraha/kompas.com)
sumber (Irwan Nugraha/kompas.com)
Penyebab lain yakni mereka jenuh dengan pola yang sama dan merasa sudah mengerti. Pemerintah yang terus menerus mengatur rakyat Indonesia dengan pola atau cara penyampaian yang sama namun perubahan yang membaik juga tak kunjung terlihat akan membuat orang jenuh  dan orang akan menganggap hal itu tidak becus. Begitulah yang terjadi jika kita amati Kembali mengapa rakyat Indonesia semakin lama bukanya semakin menuruti aturan tapi malah sebaliknya.Pemerintah sedaya upaya mengusahakan agar negara dan rakyatnya tetap terjaga dari ancaman wabah yang menggila ini, namun tidak dipungkiri bahwa dengan negara yang luas dan mempunyai penduduk yang sangat banyak akan membuat pemerintah kewalahan dalam menghadapi situasi genting ini. Banyak aturan baru yang dibuat pemerintah demi

melindungi rakyat, sebenarnya secara tidak langsung itulah yang membuat rakyat merasa tertekan dengan keadaan yang terus manerus memburuk.

Daftar Pustaka :

1.Yahya,Nasrudin,Ahmad.2020. Desember bertambah 6982 kasus covid19 di Indonesia kini tembus.sumber: Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun