Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun SDM Berkarakter

6 Januari 2022   23:58 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:27 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gerakan Nasional Revolusi Mental dicanangkan Presiden Jokowi dalam rangka menemukan karakter bangsa Indonesia. Sesuai Inpres No.12/2016, Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Tujuannya, untuk mengubah karakter bangsa dengan menguatkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong.

Proses menemukan dan membentuk karakter bangsa bukan perkara mudah, tetapi mungkin untuk dilakukan. Aristoteles (384-322 SM) menegaskan bahwa karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik. Ketiga unsul itu tumbuh dan berasal dari hati. Bagaimana kita memulai?

Jawabannya ada di buku "Character Excellence" yang ditulis oleh Rizal Badudu, seorang konsultan pendidikan karakter lebih dari 20 tahun. Rizal menulis dua jilid buku, terdiri atas Mengembangkan Karakter Pribadi, dan Mengembangkan Karakter Anak, Siswa, dan Karyawan. Membaca buku ini dijamin tidak akan pernah ada penyesalan, kecuali perasaan bahwa Anda terlambat mengetahuinya.

 

Makna Karakter

Karakter berasal dari kata Yunani: kharakter, yang pada awalnya berarti "alat yang dipakai untuk mengukir." Karakter merupakan tanda kepribadian yang menjadi ciri-ciri atau karakteristik setiap orang. Oleh karenanya, karakter memancar dari hati. Ia bertumbuh dan bersifat konsisten.

Mari kita periksa. Apakah keramahan para frontliner akan bertahan setelah mereka selesai bekerja? Bisa jadi iya, bisa juga tidak. Keramahan yang memudar di saat tidak ada lagi tuntutan dari pekerjaannya, bukanlah karakter yang senyatanya. Keramahan yang memancar dari hati akan bertahan lama dan tidak tergantung dari tempat dan situasi.

 Ketaatan terhadap hukum atau undang-undang bagi pejabat negara adalah keharusan. Ya benar. Namun, ketaatan itu hanya tampak artifisial saja, jika tidak memancar dari hati. Ketaatan sebagai karakter, akan berpegang teguh pada kebenaran, menolak segala macam suap, dan bertindak dalam koridor yang benar saja.

Dengan demikian, karakter adalah kualitas-kualitas teguh yang dibangun dalam kehidupan seseorang, yang menentukan responsnya tanpa dipengaruhi oleh kondisi dan situasi.

Sebagaimana dikisahkan oleh Dr. Aboetari, rekan kuliah di Rotterdam, Rizal mencontohkan kualitas teguh Proklamator Bangsa, Bung Hatta. "Ia terkenal sebagai mahasiswa yang rajin, tidak banyak membuang waktu untuk bersenang-senang, seperti berdansa, dan sebagainya. 

Selain itu, Bung Hatta juga terkenal sebagai penggemar buku-buku pelajaran. Sebagian besar uangnya dipergunakan untuk membeli buku-buku dari rupa-rupa jurusan" (hal. 13). Karakter kerajinan Bung Hatta teruji oleh waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun