Mohon tunggu...
Yayat R Cipasang
Yayat R Cipasang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis dan editor beberapa buku di antaranya Selebritas Ramai-Ramai Bidik Senayan (Madia Publisher, 2009), Ketika Hollywood Ngambek (Departemen Keuangan RI, 2011), Pers Amnesia: Mengapa Jawa Pos Berbohong & Mengapa SBY Nginggris (C&K Publisher, 2012), Max Sopacua: Separuh Jiwaku Pergi (C&K Pulisher, 2013), Sutan Bhatoegana Ngeri-ngeri Sedap Gebrak Senayan (C&K Pulisher, 2013), Sutarto Alimoeso Jenderal Semut Membangun Bulog yang Baru (Kreatif Media, 2014), Transformasi Yanti B. Sugarda: Ibu Polling Indonesia (Change, 2014) DPR Salah Gaul (Change, 2014), Biografi Inspiratif Pemilik Trusmi Group Muslim Muda Miliarder (Gramedia, 2015) dan Negeri Kecanduan Impor (C&K Publisher, 2016). | Email: kangyayat@gmail.com | Facebook: Yayat R Cipasang | Twitter: @YayatRCipasang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Duh, Pramugari Cantik Garuda Menangis

25 Oktober 2016   17:21 Diperbarui: 25 Oktober 2016   17:37 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENERBANGAN sekira 1 jam 30 menit dari Denpasar, belum lama ini, sebenarnya biasa saja. Galibnya penerbangan perusahaan pelat merah. Pendaratan yang sangat mulus oleh seorang pilot yang mengedalikan pesawat Airbus, nyaris tanpa goncangan.

Namun beberapa menit menjelang mendarat di Bandara Antarbangsa Soekarnp-Hatta ada yang mengganggu perhatian saya. Saya mendengar perbincangan penuh emosional antara seorang pria paruh baya dengan seorang pramugari cantik yang duduk berhadapan.

Pramugari itu beberapa kali terisak dan tanganannya mengepal tisu. Sekira tiga lembar tisu itu terus dibasahi air mata yang mengucur deras. Saking derasnya, air mata itu sampai mengalir ke batang hidungnya yang bangir.

Saya melihat bedak dan maskara itu ikut meleleh. Tapi dengan lembut jari lentik dan tisu lembut itu mengusap wajahnya. Tetap cantik.

Pramugari itu berusaha untuk tersenyum dan mengucapkan terimakasih saat penumpang beringsut turun. Saya mencoba mendekat dan ingin menyapanya, tapi takut dianggap ingin tahu persoalan orang.

sumber: hetanews.com
sumber: hetanews.com
Saat turun dari pesawat dan tiba di Terminal Tiga Bandara Soetta, saya mencoba mengkonfirmasi kepada teman seperjalanan yang sebelumnya duduk tak jauh dari sang pramugari berwajah tirus itu.

Jawaban teman-teman tidak ada yang memuaskan saya. Teman memiliki versi yang berbeda karena memang perbincangan itu tidak dapat dikuping dengan jelas. Seolah mereka berdua yang mengerti.

"Yang saya dengar sedikit, bapak itu cerita tentang anaknya yang juga pramugari yang kecelakaan dan kemungkinan pramugari itu ikut bersedih," kata seorang teman.

"Kalau saya amati pramugari itu menangis bukan karena itu, tapi bulu mata palsunya mengganggu sehingga ia kelilipan," teman lain menimpali.

"Saya sih dengarnya pramugari itu di belakang dimarahin atasannya. Mungkin ada yang salah saat dalam penerbangan tadi," pendapat teman saya yang lain.

Sampai saat ini saya penasaran dengan kecantikan dan penyebab pramugari itu menangis. Sepertinya kepenasaranan saya ini cukup disimpan sebagai bagian dari kenangan bersama Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 407....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun