Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Serunya Berburu Barang Obralan, Kembalikan Energi dengan Okky Flurry

10 Oktober 2019   13:00 Diperbarui: 10 Oktober 2019   21:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sayang anak belikan mainan (dok.yayat)

Berbelanja di pasar tradisional punya banyak keuntungan. Aneka bahan masakan tersedia di pasar tradisional. Harganya murah dan bahkan bisa ditawar. 

Pasar tradisional juga buka sejak pagi buta, jadi para ibu bisa masak pagi-pagi kalau masakannya mau dijadikan bekal untuk anak sekolah atau pak suami ke kantor. Namun.. saya suka berbelanja ke pasar tradisional karena banyak barang obralan yang harganya lebih murah dari harga pasaran.

Saya biasa berbelanja di pasar tradisional dekat rumah. Pasar bisa dijangkau hanya dengan 7 menit jalan kaki santai dan 3 menit kalau lari. Pasar ini menjual segala macam rupa, mulai dari sayuran, barang kelontong sampai baju. Buka sejak Subuh dan baru tutup jam 10 malam. Untuk pedagang sayuran, tutup ketika barang dagangannya habis.

Pasar ini mengambil lokasi di sepotong jalan di area yang padat penduduk. Jalan yang tak seberapa lebar, hanya seukuran 1 mobil. Jalan ini jalan alternatif tapi lebih sering digunakan hanya oleh penduduk sekitar. 

Dulunya hanya 3 pedagang sayur yang berjualan di sini, seiring berjalannya waktu, jalan ini dipenuhi pedagang yang berjualan aneka rupa. Rumah di pinggir jalan ini malah sudah disulap jadi toko. Setahun disewakan dengan harga jutaan.

Pasar ramai sejak subuh hingga malam. Puncak keramaian ada di pagi dan sore hari, di mana banyak tukang sayur menggelar dagangan. Sayuran memang mendominasi pasar di pagi hari. Pasar akan makin ramai saat akhir minggu tiba. Jam 7 hingga jam 9 pagi adalah puncak keramaian di pasar. Di kisaran jam ini pula saya biasa berbelanja ke pasar.

menyerbu baju obralan harga 20 ribuan (dok.yayat)
menyerbu baju obralan harga 20 ribuan (dok.yayat)
Siapapun bisa berjualan di pasar ini, selagi masih ada tempatnya. Makanya selain pedagang tetap, di pasar ini juga berjualan pedagang musiman yaitu pedagang yang cuman sewaktu-waktu aja dagang di sini. Pedagang musiman ini biasa menjual barang obralan. 

Macem-macem barangnya, bisa pakaian, celana panjang, sepatu atau pernak pernik aksesoris. Salah satu yang saya buru di pasar dekat rumah ini ya barang-barang obralan ini. Murah soalnya.

Entah para pedagang ini dapet barang dari mana makanya bisa dijual murah banget. Seperti celana panjang jeans, kadang nemu obralan yang jual 50 ribu per buahnya. Trus ada juga obralan dompet, harganya di kisaran 15 ribu -- 25 ribu rupiah. 

Ini semua barang-barang baru lho. Kalau barang bekas namun kondisi masih bagus bisa dijual lebih murah lagi. Misal selendang panjang.. harga per lembarnya bisa 10 ribu rupiah dan 5 ribu rupiah untuk ukuran lebih kecil.

Emang nggak malu beli barang obralan? Apalagi yang bekas? Yah kenapa mesti malu, kan beli bukan mencuri. Lagian kalo kita pakai tuh barang, emang ada yang iseng nanya gitu barang yang kita pakai itu bekas apa baru. Buat saya kalo harga murah dan saya suka serta saya butuh ya saya beli. Tapi rata-rata sik saya beli juga kalo murah dan bagus, meski saya belum butuh. Dohhh.. saya emang gampang laper mata orangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun