Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tangis Orang Dayak dalam Tragedi Kebakaran Hutan Kalimantan

26 Oktober 2015   11:33 Diperbarui: 26 Oktober 2015   11:33 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suku-dayak-kebakaran-hutan

Selama ini Kalimantan adalah negeri yang jarang terdengar oleh masyarakat Indonesia. Mungkin jika dibuat sebuah survei, hanya segelintir masyarakat Indonesia yang mengetahui nama-nama Kota besar di Kalimantan, serta ada berapa jumlah Provinsi di Kalimantan?

Namun di akhir tahun 2015 ini, kisah tentang tanah Kalimantan menyeruak dalam pemberitaan media. Kasus kebakaran hutan yang mengepung hampir sebagian besar wilayah Kalimantan telah membuat miris hari semua orang. Jutaan masyarakat di seluruh Provinsi Kalimantan rata merasakan kepungan kabut asap yang menyesakkan napas.

Cerita pun berlanjut pada tangis masyarakat suku asli Kalimantan yang hanya bisa bersedih melihat kondisi alamnya yang semakin hancur tak terkendali. Terbakar hebat tanpa bisa terkendali.

Kenyataannya memang, selama ratusan tahun, hutan alami di Kalimantan dijaga sepenuh hati dengan kearifan lokal suku-suku asli. Salah satunya adalah Suku Dayak.

Suku Dayak adalah sebutan untuk salah satu suku asli di bumi Kalimantan. Bersamaan dengan suku Banjar dan bermacam suku lainnya yang menetap belakangan di tanah Kalimantan, Orang Dayak turun-temurun menjaga hutan dan alam Kalimantan dengan kearifan lokal yang mereka pegang teguh. Di tanah Kalimantan, Orang Dsayak menyebar hingga ke seluruh pelosok Kalimantan. Dari Utara ke Selatan, dari Timur ke Barat, hingga ke tengah Kalimantan pasti ada Orang Dayak.

Bermacam jenis Suku Dayak pun bertebaran, berdasarkan berbagai macam sumber, di zaman modern kini, Suku Dayak bisa dikelompokkan menjadi 6 rumpun utama, yaitu Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau), Ot-Danum Ngaju, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Dalam garis keturunan Dayak, Orang Dayak Punan dipercaya sebagai tetua adat Dayak yang paling pertama menginjakkan kaki dan menghuni tanah Kalimantan. Dayak Punan juga menjadi orang Dayak yang paling murni, jauh dari ingar bingar kehidupan Kota. Mereka hidup berpindah-pindah, dan menjadikan hutan Kalimantan yang sangat subur sebagai sumber penghidupan utama mereka.

Darimana asal Orang Dayak Punan? Banyak kisah berkembang yang mempercayai bahwa pada awalnya Dayak Punan adalah orang-orang imigran yang datang dari daratan negeri China Tiongkok. Dipercaya kuat bahwa Dayak Punan berasal dari Provinsi Yunan karena kesamaan Yunan dan Punan. Secara fisik orang Dayak Punan memang memiliki kesamaan fisik dengan orang-orang Tiongkok. Badan mereka kecil, kulit mereka putih dan bermata sipit.

Sebagai salah satu Suku tertua yang menghuni Kalimantan, Orang Dayak Punan memegang teguh budaya luhur yang menjaga konservasi alam. Hutan mereka jaga, hutan mereka rawat, mereka berladang di tengah hutan. Bahkan rupanya cara membakar hutan demi mendapat kesuburan tanah kemudian berpindah ke lahan lain adalah budaya yang ditiru dari masyarakat Dayak. Selama ratusan tahun, masyarakat Dayak membakar lahan untuk mengembalikan kesuburan tanah.

Namun bedanya, jika masyarakat Dayak membakar hutan dalam kontrol dan aturan ketat adat, sehingga api yang berkobar tak akssan pernah kejadian merambat hingga puluhan bahkan ratusan hektare. Lahan yang dibakar selalu dijaga dan dikontrol agar apinya tak membawa kerugian bagi hutan alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun