Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kedermawanan Indonesia untuk Penyintas Konflik Rohingya

12 Maret 2020   18:15 Diperbarui: 12 Maret 2020   18:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


BANGLADESH-- Tidak banyak yang dimiliki pengungsi Rohingya di kamp pengungsian, termasuk bahan makanan. Mengandalkan bantuan kemanusiaan adalah jalan yang mereka tempuh untuk bertahan hidup. Keadaan kamp pengungsian Rohingya tidak jauh berbeda sejak dibanding 2017 lalu saat ACT pertama kali mendatangi pengungsian terbesar itu.

Amanah kepedulian terus digalang oleh ACT untuk program kemanuaiaan bagi pengungsi Rohingya. 112 paket pangan dibagikan kepada pengungsi Rohingya di Desa Bashida Para, Coz's Bazar, pada awal Maret. 

Bantuan pangan juga diberikan kepada pengungsi di Kamp Thengkali, Cox's Bazar. Tim mendatangi salah satu pengungsian terbesar yang menampung puluhan ribu pengungsi. 

"Di Thengkali, kami memberikan bantuan pangan kepada 200 kepala keluarga. 140 kepala keluarga adalah imam dan muazin di kamp tersebut, 60 lainnya keluarga yang amat membutuhkan bantuan," lanjut Andi Noor Faradiba dari tim Global Humanity Response (GHR) -- ACT.

Selain mendistribusikan paket pangan, ACT juga meresmikan Rumah Yatim di Bangladesh. Bertempat di Padua, Chittagong, Bangladesh. Rumah Yatim yang dibangun sejak 2017 itu mampu menampung hingga 300 anak. 

"Sebagian dari mereka adalah yatim Rohingya dan sebagian yang lain adalah yatim Bangladesh. Ruangan sudah mulai diisi perlengkapan, ada lemari, tempat tidur susun, meja belajar. Per kamar, dapat digunakan 8 sampai 10 orang," tambah Andi Noor.

Direktur Global Humanity Response (GHR) -- ACT Bambang Triyono mengatakan, pendirian Rumah Yatim di Bangladesh merupakan bagian dari program Global Yatim. 

"Rumah yatim ini merupakan bagian dari program Global Yatim yang ikut memperhatikan nasib anak-anak yatim korban konflik kemanusiaan, termasuk yatim Rohingya. Hampir selalu yang menjadi korban yang paling menyedihkan adalah anak-anak dan wanita," jelas Bambang.

Rumah Yatim yang dibangun di atas tanah wakaf ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan pengungsi anak Rohingnya. 

Melalui program-program Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI), ACT terus memberikan dukungan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya. ACT juga mengajakmu untuk menunjukkan solidaritas kepada saudara-saudara kita yang terdampak konflik kemanusiaan ini melalui link di bawah ini.

https://www.indonesiadermawan.id/campaign/29/membangun-kembali-kehidupan-rohingya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun