Mohon tunggu...
yayan walangare
yayan walangare Mohon Tunggu... Guru - yayan walangare

memuat artikel- artikel penting

Selanjutnya

Tutup

Diary

Guru adalah Pendidik dan Aktor Pembentukan Moral Anak

3 Desember 2021   08:40 Diperbarui: 3 Desember 2021   08:45 2516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

       Pendidikan karakter tersebut dapat membantu siswa dalam membetuk kepribadian yang baik. Dimana siswa harus mendapatkan karakter yang baik dari setiap mata pelajaran. Antara lain, kedisiplinan, kejujuran, toleransi, ketaqwaan, tanggung jawab, dan lainnya.  Oleh karena itu efesiennya antara keberhasilan pendidikan dan moralitas akan berjalan seimbang maka anak membentuk generasi- genasi yang bernalar, bermoral dan karakter baik.

"Konteks Merdeka Belajar Dalam Pencapaian  Prestasi Anak"

          Konteks merdeka belajar adalah slogan sekolah cikal yang di pinjam sebagai program kebijakan baru kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ( Kemendikbud Ristek RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Bapk  Nadiem Anwar Makarim. Esensi dari kemerdekan belajar di aktualisasikan dalam lingkungan belajar. Yang di mulai dari para guru, sebelum mengimplementasikan kepada peserta didiknya. Mereka belajar pada konteks tual pembelajaran artinya, mengekspresikan proses pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif. Motede dan strategi belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan yang perlu diterapkan kan.

        Program Merdeka Belajar yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim merupakan upaya pemerintah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan bangsa yang berkarakter unggul melalui pendidikan. Diharapkan dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar ini akan dapat membentuk karakter peserta didik untuk lebih berpikiran terbuka, berani, mandiri, sopan, beradab dan berbudi luhur, lebih berkompetensi, serta andal dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Selama ini, salah satu problem dunia pendidikan di Indonesia adalah proses belajar yang hanya bertumpu kepada pendidik sebagai sumber utama dan peserta didik sebagai subyek pasif.

         Disini peran guru sangat strategis dalam menykseskan konteks merdeka belajar dalam aktifitas pembelajaran. Dalam pembelajaran anak- anak harus berkolaborasi yang artinya pembelajaran bukan hanya dalam kelas, tetapi bisa juga dilakukan di luar kelas, dan juga model membelajaran lama yaitu hanya terdiri dari ceramah sehingga membuat kondisi belajar cepat membosankan harus di ubah dengan model pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga konteks " Merdeka Belajar yang di programkan oleh kementerian Pendidikan dapat berjalan efesien dan maksimal .

         Dalam mengimplementasikan konteks merdeka belajar, dimana dalam kegiatan belajar harus merangsang peserta didik untuk bisa melakukan hubungan timbal- balik antara guru dan peserta didik. Guru di harapkan sebagai fasilitator, sedangkan yang berperan inti adalah peserta didik. Nilai yang menjadi patokan paling utama selama ini, dengan hadirnya konteks merdeka belajar akan di imbangi dengan Pencapaian Kompetensi peserta didik yakni aspek kognitif dan psikomotor.

       Dalam keberhasilan konteks merdeka belajar, peran guru menjadi ujung tobak utama dalam menghasilkan output yang betul- betul tidak berharap pada nilai yang ada, tetapi betul- betul memiliki "Kompetensi "selama dalam lingkungan belajar.

     Saya megajak para guru untuk tetap produktif dalam mendidik antar keberhasilan pendidikan dan moralitas anak- anak, dan mengimplementasikan konteks Merdeka Belajar dalam lingkungan belajar,  sehingga dikatakan  tangan guru akan melahirkan generasi bangsa yang bernalar, bermoral dan berhklak mulia. Terimakasih***

            OLEH : Yohanes Yanuaro Walangare, S.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun