Mohon tunggu...
YAYANK YADILA_24025010108
YAYANK YADILA_24025010108 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bung Tomo: Sosok Pahlawan yang Mengobarkan Semangat Juang Rakyat

13 November 2024   21:40 Diperbarui: 13 November 2024   21:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://assets.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2021/11/09/3314085048.jpg

10 November adalah hari dimana setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan. Hari ini tidak hanya menjadi waktu untuk mengingat perjuangan para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan, tetapi juga untuk mengingat orang-orang yang telah menginspirasi banyak orang dalam perjuangan yang telah mereka lakukan. Salah satu tokoh penting dalam peristiwa bersejarah ini adalah Bung Tomo. Bung seorang orator ulung yang berhasil mendorong semangat rakyat Surabaya melalui pidatonya, untuk berjuang dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945.  

Siapa Bung Tomo?

Bung Tomo memiliki nama lengkap Sutomo, lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920. Ia adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berperan besar dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, yang merupakan peristiwa bersejarah dalam perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Bung Tomo memiliki ungkapan ikonik "Allahu Akbar! Merdeka! Merdeka atau mati!" yang ia ucapkan saat berpidato di Lapangan Banteng, yang akhirnya membakar semangat juang Rakyat Surabaya untuk melawan penjajah. Bung Tomo merupakan seorang orator hebat, yang terkenal dengan pidato-pidatonya yang mendorong semangat juang rakyat untuk menentang dan melawan penjajah.
Bung Tomo telah berpartisipasi dalam berbagai organisasi kepanduan dan politik sejak muda. Selain itu, ia adalah seorang jurnalis yang bekerja di bidang media, membangun kantor berita dan menulis untuk berbagai publikasi. Dia memimpin rakyat Surabaya untuk melawan pasukan Inggris yang ingin mengambil kembali Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan, menunjukkan keberanian dan semangat nasionalismenya. Setelah Indonesia merdeka, Bung Tomo menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata dan menjadi anggota DPR. Walau karier politiknya melewati berbagai tantangan, dia dikenal sebagai individu yang kritis terhadap pemerintah. Bung Tomo wafat pada tanggal 7 Oktober 1981 saat sedang menjalankan ibadah haji di Arafah. 

Perjuangan di Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 10 November 1945, terjadi pertempuran sengit di Surabaya antara pasukan Indonesia dan Sekutu. Saat tentara dari Inggris mendatangi untuk meminta penyerahan senjata, Bung Tomo segera bertindak. Ia menggalang dukungan dari masyarakat dan membentuk Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) sebagai respons terhadap penjajah. Dalam suasana yang tegang, Bung Tomo memanfaatkan siaran radio untuk memberikan pidato-pidato yang membangkitkan semangat juang rakyat dengan ucapan-ucapan heroik seperti "Allahu Akbar! Merdeka! Merdeka atau mati!" 

Makna Hari Pahlawan dan Warisan Bung Tomo

Hari Pahlawan tidak hanya sebagai momen mengenang pertempuran, tetapi juga sebagai pengingat nilai-nilai kepahlawanan yang dipraktikkan oleh Bung Tomo dan para pejuang lainnya. Semangat perjuangan mereka seharusnya menjadi motivasi bagi generasi saat ini untuk terus berperan aktif dalam memajukan bangsa. Bung Tomo nyampaiki pesan bahwa keberanian dan pengorbanan perlu dilakukan untuk meraih kemerdekaan dan keadilan. Walaupun zaman sudah berganti, pesan-pesan beliau mengenai persatuan dan semangat juang masih relevan ketika berhadapan dengan cabaran zaman kini.

Menghargai Jasa Bung Tomo di Era Modern

Di jaman sekarang, kita bisa menghormati jasa yang telah dilakukan Bung Tomo dengan cara sebagai berikut:

  • Memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai nilai sejarah perjuangan bangsa dan kontribusi Bung Tomo dalam perjuangan kemerdekaan.
  • Pelaksanaan Kegiatan Sosial: Mengadakan kegiatan atau bakti sosial sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
  • Menggali Kreativitas Budaya: Menghadirkan apresiasi kepada para pahlawan melalui film, teater, atau karya seni lain sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka.
  • Sikap Nasionalisme ialah menunjukkan kasih sayang kepada tanah air melalui usaha positif dalam masyarakat serta memelihara persatuan bangsa.

Bung Tomo merupakan lambang semangat juang bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan. Dengan pidatonya yang penuh inspirasi dan kepemimpinannya yang karismatik, banyak orang terdorong untuk melawan penjajah. Di Hari Pahlawan ini, ayo kita kenang pengabdiannya dan teruskan semangat perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita tidak hanya memperhatikan sejarah, tetapi juga membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun