Mohon tunggu...
Yayang Hidayat
Yayang Hidayat Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pejalan

"Pada Akhirnya Semua Akan Berakhir"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebetulan

19 September 2022   11:25 Diperbarui: 19 September 2022   11:29 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hmn.wiki/id/Metaphysical_art

Hegel juga mengingatkan bahwa roh absolut tidaklah bergerak tanpa arah. Walaupun menjalani proses pertentangan dan kontradiksi, roh absolut terus berkembang ke arah kesempurnaan. Artinya kebetulan bukanlah peristiwa tanpa makna, melainkan memiliki tujuan. Kebetulan mengarahkan manusia di dalam proses yang tak terduga menuju kesempurnaan.

Heidegger

Pada awal abad kedua puluh, hiduplah salah seorang filsuf terbesar sepanjang sejarah. Namanya adalah Martin Heidegger. Ia hendak mengajukan pertanyaan tentang seluruh dasar berpikir manusia, yakni pertanyaan tentang “ada”. Ia melihat bahwa para filsuf sebelumnya tidak memikirkan secara mendalam soal “ada”. Bahkan ia menyebut masa sebelumnya sebagai masa “kelupaan akan ada”. “Ada” adalah apa yang esensial. Maka menurut Heidegger para filsuf sebelumnya lupa akan apa yang sungguh esensial. Di antara semua makhluk hidup, manusia adalah satu-satunya mahluk yang bisa menanyakan soal “ada”.

Hewan tidak bisa. Tumbuhan pun tidak bisa. Manusialah yang menyadari pentingnya bergulat dengan persoalan “ada”, dan mencoba untuk memahaminya.

Namun “ada” tidaklah bisa dipahami dengan analisis akal budi semata. Manusia tidak bisa secara aktif menangkapnya dengan kekuatan akal budi. Sebaliknya orang perlu diam, dan mendengarkan “ada” berbicara kepadanya. Orang perlu bersikap pasif dan membuka diri, supaya “ada” menjadi transparan di depan matanya.

Inilah sikap yang tepat di dalam menyingkapi kebetulan. Seperti orang tidak bisa menangkap “ada” dengan sikap aktif dan agresif, begitu pula orang tidak bisa menghayati kebetulan dengan sikap yang sama. Yang perlu dilakukannya hanyalah diam dan terbuka pada kebetulan yang secara niscaya terjadi di dalam hidupnya.

Dan seperti “ada” menyingkapkan dirinya kepada manusia, dan menyatakan kebenaran padanya, begitu pula kebetulan menyingkapkan diri pada manusia, dan menyatakan kebenaran baginya. Kebenaran yang mungkin tak selalu sesuai dengan yang diinginkan.

Kebetulan selalu melibatkan keutamaan dan keberuntungan. Kebetulan juga selalu melibatkan ketidakpastian yang selalu lolos dari genggaman ramalan manusia. Di dalam kehidupan kebetulan juga selalu tampil untuk mengganggu kepastian dan keseimbangan.

Kebetulan membongkar rutinitas. Namun kebetulan juga adalah suatu proses yang membawa manusia ke arah yang tak terduga: bisa lebih baik, atau lebih buruk, tergantung dilihat dari sudut mana.

Kebetulan mengajarkan sesuatu pada manusia, bahwa ia tidak bisa mengontrol semuanya. Ia hanya bisa terbuka pada berbagai peristiwa yang secara acak menata arah hidupnya. Hiduplah kebetulan. Politik adalah kebetulan. Revolusi adalah kebetulan. Jangan-jangan kita pun juga adalah kebetulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun