Mohon tunggu...
Yaya Hasanah
Yaya Hasanah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen di Prodi Agroteknolgi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Lapang Pertanian Organik, Edukasi Petani dalam Meningkatkan Produksi Beras Organik

8 Oktober 2019   08:23 Diperbarui: 8 Oktober 2019   08:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peningkatan gaya hidup sehat yang semakin membudaya yang ditandai dengan tren "back to nature" telah membuat peningkatan permintaan pangan organik. Pangan organik dihasilkan dari budidaya pertanian secara organik dengan menggunakan bahan alami, tanpa  menggunakan bahan kimia sintetis, dengan tujuan utama untuk menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen, serta tidak merusak lingkungan.  

Melembaganya gaya hidup sehat secara internasional memberikan syarat bahwa produk pertanian harus memiliki   tiga kriteria yaitu atribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes).

Desa Karang Anyar (luas 18,839 km) yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu desa yang memproduksi beras organik. Tercatat sejumlah 9 kelompok tani di desa tersebut yang aktif dalam budidaya padi-palawija dan sayuran, dengan luas areal 220.74 ha. Akan tetapi, baru dua kelompok tani yang menerapkan budidaya padi organik yaitu Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat (aktif sejak tahun 2003) dan Giat Tani  (aktif sejak tahun 2013). 

Beras organik produksi kelompok tani Mekar Pasar Kawat memiliki keunggulan komparatif  karena telah Lulus Lulus Sertifikasi Organik Seloliman  (LSO LeSOS) sejak 18 Desember 2013, disertifikasi kembali 5 Desember 2016, berlaku hingga 4 Desember 2019 untuk padi dan palawija.  Beras organik yang dihasilkan terutama beras Pandan Wangi memiliki cita rasa yang khas dan enak, permintaan pasar yang luas,  harga jual padi organik sangat stabil, serta biaya produksi padi organik yang lebih murah dibandingkan padi non organik.  Bahkan, Dirjen Tanaman Pangan (Kementan), Suwandi  dalam kunjungannya ke Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat (Jumat, 9 Agustus 2019) menyatakan bahwa beras organik Pandan Wangi sangat diminati di pasar domestik sehingga permintaan pasar sangat tinggi, sehingga membuka peluang dalam pengembangan budidaya padi organik jenis ini sangat menjanjikan.

Hingga saat ini terjadi kesenjangan antara permintaan pasar dengan produksi beras organik, sehingga kelompok tani tersebut baru dapat memenuhi permintaan pasar untuk kalangan terbatas. Beras organik yang dihasilkan tidak mengalami kendala dalam pemasaran, bahkan kelompok tani mengalami kekurangan produksi karena tingginya permintaan pasar. 

Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi beras organik tersebut adalah dengan melakukan Sekolah Lapang Pertanian Organik (SL-PO).  Diharapkan dengan adanya sekolah lapang ini maka permasalahan dalam produksi beras organik dapat diatasi secara bertahap dengan semakin meningkatknya kelompok tani yang melakukan budidaya padi organik, demikian juga pemahaman petani yang belum membudidayakan padi secara organik akan meningkat sehingga termotivasi untuk melakukan budidaya padi organik.

Dalam melakukan SL-PO ini maka pihak Universitas Sumatera Utara melalui salah satu implementasi Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengadian kepada Masyarakat, telah melakukan kerja sama dengan Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat yang diketuai bapak Suwardi Ariyanto.  Kegiatan yang dilakukan bertajuk "Upaya Peningkatan Produksi Beras Organik Berbasis Sekolah Lapang Pertanian Organik" dengan personal Tim Pengabdian yaitu Dr. Yaya Hasanah dan  Dr. Hamidah Hanum. Kegiatan SL-PO ini berupa pelatihan dalam setiap tahapan budidaya padi organik, pembuatan pupuk organik cair, pestisida nabati dan biochar, pelaksanaan demontrasi plot untuk membedakan budidaya padi organik dan konvensional dari segi produksi, serta serah terima barang alih teknologi untuk menunjang budidaya padi organik . 

Hasil pengabdian masyarakat ini menumbuhkan kesadaran masyarakat petani yang belum membudidayakan padi secara organik untuk dapat secara bertahap beralih ke budidaya padi organik.  Berdasarkan demplot budidaya padi organik dan konvensinal didapatkan bahwa hasil budidaya padi organik lebih tinggi dibandingkan konvensional yaitu masing-masing 285 kg/ 400m2 untuk padi organik, dan 260 kg/400 m2 untuk padi yang dibudidayakan secara konvensional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun