Mohon tunggu...
yavis nuruzzaman
yavis nuruzzaman Mohon Tunggu... Freelancer - fotografer, pemusik, penulis lepas, pemerhati media sosial, penyuka sepak bola,

fotografer, pemusik, penulis lepas, pemerhati media sosial, penyuka sepak bola,

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketahanan Pangan Nasional, Terancam atau Hanya Bergoyang

15 Juni 2022   12:25 Diperbarui: 15 Juni 2022   14:04 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bahan makan | SRI LESTARI via KOMPAS.com

Ancaman ketahanan pangan menjadi bahasan media serta trending di media sosial. Wacana yang dimunculkan adalah lonjakan harga pangan akibat gangguan pasokan lantaran perang Rusia - Ukraina dan efek lanjutan pandemi, saat ini sudah berdampak ke konsumen. Karena levelnya global, transmisinya pun menjangkau seluruh dunia, tidak terkecuali ke Indonesia.

Memasuki Minggu ke-2 Juni 2022, sejumlah komoditas pangan, seperti cabai, bawang, dan telur terus mengalami kenaikan harga di sejumlah daerah di Indonesia. Masyarakat pun mengeluhkan terus melambungnya harga komoditas pangan tersebut. 

Kenaikan harga terpantau di DKI Jakarta, Depok, Jawa Barat, sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, Palu Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kerawanan pangan di Indonesia sedianya juga diakibatkan oleh kenaikan harga-harga komoditas pangan. Kenaikan harga itu melahirkan jarak keterjangkauan di tingkat masyarakat rentan dan miskin. Secara umum, persoalan pangan yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh sisi produksi dan distribusi. Sebab, permintaan dari masyarakat memiliki pertumbuhan yang relatif tetap.

Dalam tiga tahun terakhir sektor pangan dihantam pandemi dan perubahan iklim yang mengganggu produksi dan distribusinya. Kondisi itu, diperparah dengan dampak perang Rusia - Ukraina yang menyebabkan terganggunya ketersediaan pupuk yang merupakan bagian dari proses produksi pangan. 

Namun, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo tetap optimis bahwa inflasi nasional tetap terjaga dengan dukungan pasokan dan pertumbuhan sektor pangan menjadi faktor penopang utama. Syahrul optimistis untuk membangun sektor pangan yang kuat perlu campur tangan teknologi dalam proses produksi Pangan Nasional.

Pengamat Sosial Lingkungan dan Ekonomi Sirkuler, Hanafi Guciano mengatakan bahwa Indonesia perlu memberikan perhatian serius pada kondisi pangan global saat ini. 

Sebab, inflasi dan pembatasan aliran pangan serta perubahan iklim, membuat jutaan manusia di seluruh muka bumi dalam posisi rentan pangan. Kenaikan harga pangan serta pembatasan aliran pangan pokok seperti gandum, yang sudah mulai diterapkan beberapa negara, seperti India dan Slovakia, menyebabkan krisis pangan di beberapa wilayah dunia dalam waktu dekat.

Harga pasar yang pelan pelan mulai naik | Muchammad Dafi Yusuf via Kompas.com
Harga pasar yang pelan pelan mulai naik | Muchammad Dafi Yusuf via Kompas.com

Tidak hanya pangan yang rantai distribusinya berskala global seperti Minyak Goreng, kedelai, atau gandum yang harganya terkerek. Kelangkaan terjadi komoditas lain misalnya telur, sayur mayur, bawang merah, hingga cabai, belakangan harganya ikut pula melambung tinggi. Ada dua hal besar yang harus diwaspadai dari gejolak harga pangan tersebut diantaranya dampaknya terhadap masyarakat secara langsung, dan daya beli mereka yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi serta dampak terhadap Perekonomian Nasional.

Pemberitaan ini dapat memunculkan sentimen negatif terhadap kinerja Pemerintah, terlebih Pemerintah sudah membentuk Badan Pangan Nasional yang dianggap belum maksimal dalam mengatasi persoalan kelangkaan komoditas pokok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun