Mohon tunggu...
Yatmi Rejeki
Yatmi Rejeki Mohon Tunggu... Administrasi - Suka becanda,, biar awet muda.

Wanita biasa dari Jogja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Upaya Berhenti Merokok dengan Beralih ke Produk Rendah Risiko

11 November 2019   12:19 Diperbarui: 11 November 2019   17:08 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak bisa dipungkiri bahwa keseharian kita dekat dengan rokok. Aktifitas merokok  sering kita temui, di rumah, tempat kerja, ataupun di ruang publik lainnya. Sayangnya, banyak perokok aktif yang kurang peduli dengan sekitarnya. 

Merokok di sembarang tempat atau di ruang publik, padahal orang yang di sekitarnya juga mempunyai hak untuk bernafas lega tanpa asap rokok. Sayangnya pula, kebanyakan dari kita, tidak berani menegur, dan akhirnya harus menjadi perokok pasif.

dok. workshop KABAR
dok. workshop KABAR
Seperti kita ketahui, bahaya rokok tak hanya menyerang pelaku perokok aktif, namun juga perokok pasif mau tak mau harus turut menanggung akibatnya. Bukankah kita sering mendengar atau membaca berita bahwa orang terkena kanker paru-paru, padahal dia bukan seorang perokok. Itu hanya salah satu contoh saja. Lantas adakah pendekatan minim resiko untuk akibat rokok?

Sabtu, 09 November 2019 bertempat di Sheraton Mustika Resort dan Spa Yogyakarta, KABAR (Koalisi Indonesia Bebas Tar) dan IYPG (Indonesia Young Pharmatict Group) menyelenggarakan workshop yang mengusung tema Pengurangan Bahaya Tembakau dan Upaya Berhenti Merokok dalam Perspektif Farmasi dan Kesehatan Publik. 

Ketua IYPG, Arde Toga Nugraha, S.farm. M.Sc., Apt menyampaikan bahwa tujuan dari workshop ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada apoteker bahwa mereka memiliki peranan penting untuk menyebarkan konsep pengurangan resiko terhadap merokok yang menggunakan produk tembakau yang dibakar. Di Indonesia, perokok dewasa sudah mencapai 33,8 %, dan banyak pula yang mengalami penyakit sebagai dampak dari kebiasaan merokok.

Dr. dr. Ardini Raksanagara, M.P.H.
Dr. dr. Ardini Raksanagara, M.P.H.
Berbagai penyakit akibat merokok diantaranya adalah kanker rongga mulut, kanker paru-paru, jantung, dan masih banyak lagi tentunya. TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran, pada saat merokok, mengandung senyawa karsinogenik yang menyebabkan kanker. 

Dr. dr. Ardini Raksanagara, M.P.H, sebagai Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Padjajaran yang turut menjadi nara sumber pada workshop itu, menambahkan Apoteker dapat menyampaikan informasi mengenai perbedaan antara nikotin dan TAR. Meskipun dapat memberikan efek adiktif dan psikoaktif, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait rokok.

dokpri
dokpri
Maka dari itu , agar publik dapat memperoleh informasi yang jelas, apoteker memiliki peran untuk meluruskan persepsi publik. Karena perokok dewasa seharusnya punya akses informasi terhadap fakta ilmiah dan penelitian yang kredibel, sehingga mereka paham perbedaan nikotin dan TAR.

Dr. drg. Amaliya | dokpri
Dr. drg. Amaliya | dokpri
Menurut pemaparan Dr. drg. Amaliya, M.sc. Sebagai Peneliti Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) bahwa selama ini publik menganggap bahwa tembakau alternatif juga menganggung TAR,  ini yang menyebabkan perokok enggan untuk beralih. 

Padahal penggunaan produk tembakau alternatif tidak menghasilkan TAR dan asap, sehingga produk ini memiliki resiko kesehatan yang lebih rendah. Upaya untuk pengurangan bahaya tembakau yang dibakar dan berhenti merokok adalah dengan  beralih ke produk tembakau alternatif yang rendah resiko, seperti nikotin tempel, produk tembakau yang dipanaskan, dan rokok electrik.

dok. workshop KABAR
dok. workshop KABAR
Informasi ini penting untuk diketahui publik, baik perokok maupun bukan. Dengan demikian perokok yang ingin mengupayakan diri untuk belajar berhenti, atau mengurangi bahaya rokok, dapat perlahan menggunakan alternatif rendah resiko. Untuk masyarakat umum yang tidak merokok juga penting mengetahui informasi ini, untuk dapat menyebarkan kepada keluarga atau orang-orang terdekat yang menjadi perokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun