"Sepertinya ini sudah cukup buat bekal, agar aku bisa selalu ingat sama kamu," bisik Bagus setelah melepaskan pagutan bibirnya.
Utari mengatur napasnya yang terengah. Dia sedikit tidak rela, saat melepaskan Bagus yang sudah melangkah ke bagian depan rumah. Bahkan pria itu masih sempat mengedipkan satu mata, sebelum membuka pintu keluar.
"Dia benar-benar membuatku tidak waras!" gumam Utari sembari mengipasi wajahnya yang masih memerah dengan tangan.
Utari menemukan kesadarannya kembali, begitu mendengar mesin mobil dinyalakan. Setengah berlari, dia menuju ke teras rumah. Ada empat mobil beriringan mulai meninggalkan halaman.
Utari melambai ketika Bagus membuka kaca, dan sedikit memberinya kecupan dari jauh. Wanita itu menggeleng dengan perasaan agak malu, karena kejadian itu pasti dilihat oleh orang lain.
Dia mengunci pintu dengan perasaan riang. Setelah memastikan mematikan semua lampu, dan semua pintu terkunci, Utari segera masuk ke dalam kamar.
Dia sudah mau terlelap, ketika bunyi pesan masuk membuatnya terjaga kembali. Dia meraih ponsel di atas nakas, dan segera membuka aplikasi.
@Mas Bupati Cayank : Kamu boleh tidur dulu. Karena setelah Mas pulang, Mas akan pastikan kamu nggak akan bisa tidur sampai pagi.
"Mas Bupati Cayank? Sejak kapan namanya jadi alay gini?" gumam Utari dengan kening berkerut. "Ini pasti Mas Bagus yang ngerubah."
@Riri_Qyu : Mas Bupati Cayank? Nggak ada jatah!
@Mas Bupati Cayank : Bagus kan nama panggilannya? Bener nggak mau?