Mohon tunggu...
Yasyifa Mumtaz
Yasyifa Mumtaz Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 5

Mipa 5

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mistis

12 November 2020   18:47 Diperbarui: 12 November 2020   18:48 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Nama : Yasyifa Mumtaz

Kelas : XII MIPA 5


            Halo, perkenalkan namaku Yasyifa, aku biasa dipanggil Sipa. Kali ini aku akan sedikit menceritakan pengalaman pribadi ku.
Semua berawal saat aku duduk dibangku kelas 3 SD, saat itu aku masih berumur 9 tahun. Perlu kalian ketahui bahwa rumahku itu bisa dibilang "hampir menyatu" dengan rumah kakek ku, dirumah kakek ku tinggal juga nenek, bibi dan pamanku disana. 

Rumah kami menyatu dibagian dapur, dan saat itu orangtuaku belum membuat kamar mandi terpisah dengan mereka sehingga kami harus berbagi kamar mandi yang sama dan itu terletak diujung dapur dekat sumur. Bentuk kamar mandi itu pun bisa dibilang cukup besar, dan atapnya masih menggunakan genteng yang terbuat dari tanah liat sehingga masih berongga. Saat siang hari sinar matahari akan masuk melalui celah celah genteng, dan saat hujan pun cerpikan air akan masuk kedalam kamar mandi.

Untuk anak seusia itu wajar sekali jika aku ingin ke kamar mandi aku mengajak ayahku untuk menemaniku, apalagi dengan letak kamar mandi yang agak jauh dan dekat dengan sumur. Saat itu aku hendak pergi ke kamar mandi untuk buang air besar, dan tentu saja aku meminta ayahku menemaniku. "Pah, anter ke wc mau pup." Pinta ku, "Cepetan ya jangan lama lama." Ucap ayahku sambil berjalan kearah dapur. Aku masuk ke kamar mandi dan ayahku duduk diluar untuk menunggu ku, siang itu cuaca sangat cerah sehingga kamar mandi terang oleh cahaya matahari.

Saat aku hampir selesai pup aku melihat sekeliling kamar mandi aku melihat banyak cahaya matahari yang masuk, dan saat aku melihat ke atap seperti ada orang yang sedang mengawasiku, aku melihatnya baik baik. Alangkah terkejutnya aku saat melihat ada seseorang yang menatapku dengan sorot mata yang membolototiku dan terdapat darah dimatanya, bahkan bisa dibilang mata yang hampir keluar. 

Dengan seluruh wajah yang hitam dan hanya ada mata berdarah yang membolototiku, aku langsung teriak dengan sangat keras dan semua orang menghampiriku bahkan ayahku yang berada diluar langsung membuka pintu kamar mandi dan melihatku sedang menangis ketakutan.

Saat itu semua orang langsung datang ke kamar mandi dan aku dimarahi karena disangka membuat keributan, "Kamu kenapa teriak teriak di kamar mandi! Berisik sampe kedenger keluar!," ucap ibuku yang langsung memarahiku saat ia datang. 

"Tadi ada orang diatap wc terus liatin Sipa, matanya belotot sama ngeluarin darah." Jawabku sambil menangis, tapi tidak ada seorangpun yang mempercayaiku karena katanya aku hanya berkhayal yang tidak tidak.  Semenjak kejadian itu aku tidak ingin pergi ke kamar mandi itu lagi, walaupun hanya lewat pun aku tidak mau. Aku menggunakan kamar mandi yang berada didalam rumah kakek ku, aku tak pernah memakai kamar mandi itu sebelumnya.

Tak lama setelah kejadian itu, ayahku mengalami hal mistis di kamar mandi itu. Uyutku meninggal beberapa minggu lalu dan ketika ayahku akan masuk kamar mandi katanya ia melihat uyutku sedang duduk didalam, dengan rambut putih terurai hingga punggung. Ia langsung keluar dan meminta maaf karena tidak tahu ada uyut didalam kamar mandi.

Saat ia kembali kerumah ia mengatakan kepada ibuku kalau ia hendak masuk ke kamar mandi ia tak sengaja melihat uyut didalam, mungkin ayahku lupa jika uyut sudah meninggal karena saat ayah bercerita pada ibuku ia menceritakan nya dengan santai. Ibuku kebingungan saat mendengarnya, "Hah? Bagaimana bisa uyut ada disana? Ia kan sudah meninggal." Seketika suasana menjadi mencekam dan ayahku langsung ketakutan hingga ia tak percaya dengan apa yang ia alami tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun