Mohon tunggu...
Yastiti Handayani
Yastiti Handayani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiwa Teknik Informatika Universitas Siber Asia

Guna memenuhi tugas mata kuliah Estetika Humanisme

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengikisan Modal Sosial Masyarakat Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

30 Juli 2021   22:20 Diperbarui: 30 Juli 2021   22:47 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak tahun 2019 yang lalu, ditemukan sebuah varian baru virus corona yang menggemparkan seluruh dunia yang dinamakan virus covid-19. Dengan intensitas penyebaran virus yang tinggi dan sangat cepat, membuat korban-korban baik skala ringan maupun berat semakin bertambah setiap harinya. Diawali dari Cina, yang mengkarantina dirinya sendiri agar virus tidak tersebar. Lalu diikuti negara-negara lain di dunia.

Dengan kehebatan media sosial dan media elektronik, membuat berita covid-19 ini menyebar dengan cepat. Seketika, terjadilah kepanikan yang luar biasa di masyarakat. Ini pun terjadi di Indonesia. Pemerintah didasarkan pada anjuran WHO pun memerintahkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Dari prokes yang awalnya hanya anjuran menjadi sebuah kewajiban yang melibatkan hukum pidana. Sanksi mulai denda dan kurungan penjara pun diberikan guna masyarakat agar memenuhi prokes dan meminimalisir penyebaran virus ini.

Masyarakat Indonesia dengan berbagai ras, golongan dan agama, memiliki dasar negara dan ideologi pancasila yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan tentu sangat bertentangan dengan anjuran pemerintah untuk menjaga jarak. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keramahannya, yang menjunjung tinggi sikap kesantunan kepada sesama manusia. 

Contoh saat kecil kita sudah dilatih dan dicontohkan oleh orang tua untuk "salim" kepada orang yang lebih tua. Atau adat istiadat masyarakat menyelenggarakan syukuran setelah panen. Di dalam konteks agama, khususnya agama Islam diajarkan bersalaman setelah selesai solat dan saat bertemu teman sebagai peluntur dosanya. Di agama khususnya Islam kita diajarkan juga bahwa senyum adalah salah satu ibadah. Di agama lain juga diajarkan betapa pentingnya sebuah interaksi kepada manusia untuk menciptakan sebuah hubungan yang baik diantara sesama.

Dengan adanya protokol kesehatan ini lambat laun menggeser nilai-nilai kepribadian bangsa yang menjadi modal sosial bangsa Indonesia. Modal sosial yang merupakan kecenderungan mereka untuk bersosialisasi, bertoleransi, bersatu telah terkikis sedikit demi sedikit. Itu bisa dilihat mulai nampak di sekitar kita. Contoh saja, ketika seseorang terkena covid-19, maka ia diharuskan mengisolasikan dirinya sendiri selama 14 hari. Tanpa kontak dengan siapapun. Dengan merebaknya berita tentang virus ini membuat masyarakat takut dengan si penderita. Takut tertular dan berakibat kematian membuat mereka seolah tidak ingin tahu tentang keadaan si penderita. Itu jelas sudah melenceng dari makna modal sosial.

Adat istiadat dan norma agama bangsa yang mewajibkan adanya proses memandikan jenazah, mengantar jenazah ke liang kubur, mengadakan acara tahlil sampai hari ke 7 untuk mendoakan mayit, mulai ditinggalkan karena ketakutan masyarakat terhadap virus covid-19. Ditutupnya tempat-tempat ibadah yang merupakan pilar agama, membuat ruang masyarakat untuk bersosialisasi, membentuk sebuah interaksi dengan orang lain menjadi semakin sempit dan terbatas.

Anak-anak, di era 90 yang memanfaatkan waktu luang untuk bermain gobag sodor, jamuran, karetan, petak umpet, kasti yang semuanya memerlukan interaksi dan kerja sama dengan sesama mulai luntur. Apalagi ditambah pandemi yang mewajibkan proses pembelajaran dengan sistem online membuat interaksi dengan teman dan guru hampir tidak ada.

Dampak dari pengikisan modal sosial masyarakat ini ada beberapa hal :

Dampak ekonomi, melemahnya perekonomian rakyat karena minimnya interaksi dan tidak semua masyarakat bisa memanfaatkan dan mengerti tentang aplikasi berbasis online.

Dampak sosial, munculnya sikap cenderung individualisme. Menggeser nilai-nilai kebersamaan, mengubahnya menjadi individual.

Dampak politik, munculnya ketidakpercayaan dan kekecewaan masyarakat pada pemerintah dengan segala peraturan dan keputusan yang diambil karena ketidakpahaman dan ketidaksiapan masyarakat dengan keputusan yang dibuat.

Dampak hukum, munculnya peraturan-peraturan baru yang merugikan salah satu pihak. Padahal hukum haruslah bermata dua, bukan runcing di salah satu sisinya saja.

Agama adalah dasar awal dan utama bagi masyarakat dalam membentuk sebuah kepercayaan dan jaringan. Agama adalah dasar dari modal sosial. Dengan ditutupnya masjid dan tempat-temat ibadah lainnya, pembatasan kegiatan-kegiatan keagamaan membuat modal sosial masyarakat menjadi lemah. Karena agama dan adat istiadat adalah modal sosial utama bagi masyarakat dalam membentuk sebuah hubungan. Agama adalah dasar dari masyarakat untuk belajar tentang baik buruknya kita dalam bertingkah laku kepada Tuhan dan kepada sesama manusia.

Tepo seliro merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Jawa.Kearifan ini mengandung arti bahwasannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari terutama dalam berkomunikasi harus memperhatikan perasaan orang yang diajak berkomunikasi. Seseorang harus memandang lawan bicaranya sebagai orang yang pantas untuk dihormati. Salah satu bentuk penghormatan terhadap orang lain adalah dengan memposisikan perkataan seseorang sebagai hal yang penting. Tepo seliro  ditanamkan sejak dini di bangku sekolah untuk menghindarkan generasi-generasi penerus bangsa dari pengaruh negatif modernisasi. Membangun sebuah modal sosial yang kuat bagi mereka. 

Banyak orang yang pintar tapi tidak pandai membangun hubungan yang baik dengan orang lain akhirnya membuatnya memiliki sikap negatif dan akhirnya dibenci oleh orang lain. Ada orang yang tidak pintar, tapi pandai dalam bersikap dan bertutur kata kepada orang lain membuatnya mendapat banyak teman yang mempercayainya dan akhirnya membuatnya berhasil. Jadi, penanaman karakter ini sangat penting dimulai sejak dini dan dipelajari di bangku sekolah. Dengan sistem daring, membuat mental-mental mereka mentah, tidak terasah dan melemahkan  modal sosial mereka yang merupakan modal mereka untuk menghadapi the real life ke depannya.

Generasi-generasi penerus, yang dulu sekolah bisa bertatap muka dan berinteraksi dengan teman, mencontoh tauladan guru, sekarang hanya belajar secara virtual, bertemu dan berkomunikasi hanya melalui handphone atau laptop. Padahal, penanaman moda sosial dimulai dari anak usia dini melalui interaksinya dengan orang lain. Belajar bukan hanya tentang seberapa pandai tapi juga beajar tentang akhlak dan budi pekerti yang baik.

Dengan masa yang tidak singkat, belajar daring membuat anak-anak yang semula tidak mementingkan atau bahkan tidak mengenal handphone, membuat mereka harus mempelajari handphone. Melalui handphone itu sendiri bisa dicari permainan-permainan yang sangat menarik bagi anak. Konsep mereka tentang handphone  untuk belajar pun berubah menjadi keinginan untuk bermain game. Bisa dilihat saat anak-anak sedang berkumpul, mereka akan sibuk dengan handphone mereka masing-masing. Tidak ada komunikasi yang terjalin antar anak. Ini jelas suatu ancaman bagi modal sosial mereka.

Diharapkan dengan permasalahan ini, pemerintah mengkaji ulang kembali setiap peraturan yang dibuat. Memberikan solusi yang terbaik bagi masyarakat. Mencari jalan penyelesaian untuk menyelamatkan modal sosial masyarakat Indonesia. Karena masyarakat Indonesia dikenal dengan kebaikan, keramahan dan modal sosial kita yang kuat. Tanpa modal sosial yang kuat tidak akan mungkin masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku,ras dan golongan, tersebar dari Sabang hingga Merauke mau bernaung dalam satu kesatuan yaitu Indonesia jika tidak memiliki kesamaan pemikiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun