Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bersyukur Saat Tidak Mendapatkan Yang Diharapkan

1 Juni 2025   21:41 Diperbarui: 1 Juni 2025   21:41 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ada satu momen yang diam-diam paling menyakitkan tapi juga paling mendewasakan: saat harapan tak jadi kenyataan.
Kita sudah berusaha. Kita sudah berdoa.
Kita menaruh harap penuh keyakinan. Tapi pada akhirnya kecewa juga.
Rasanya seperti ditinggalkan di stasiun yang salah. Semua orang melaju ke tujuan masing-masing, kita terjebak sendirian di peron yang sepi.
Lalu, seseorang berkata, "Bersyukurlah."
Dan jujur saja, itu kalimat paling sulit untuk diterima saat itu.

Bagaimana caranya bersyukur, ketika yang kita harapkan tidak datang?
Bukankah rasa syukur itu hanya muncul saat menerima, bukan kehilangan?

Tapi pelan-pelan, saya belajar.
Syukur yang sesungguhnya bukan saat kita mendapat apa yang kita mau, tapi saat kita masih mampu melihat makna ketika tidak mendapatkan apa-apa.

 "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat itu tidak memberi jawaban instan. Tapi memberi ruang untuk perenungan yang dalam.
Dan saya rasa, itu cukup.

Tidak Semua Harapan Harus Tercapai

Kita hidup dalam dunia yang gencar mempromosikan pencapaian.
Postingan media sosial penuh dengan testimoni keberhasilan.
Satu orang diterima kerja, ratusan lainnya diam-diam menyembunyikan penolakan.
Satu orang menikah, teman-temannya menatap undangan dengan senyum getir.
Satu orang sukses, banyak yang masih berjuang. 

Lalu kita bertanya dalam hati: "Kenapa bukan aku?"

Tapi begini...
Mungkin memang bukan waktunya.
Atau bukan tempatnya.
Atau bahkan bukan jalannya.

Baca juga: Makna vs Kesuksesan

Saya pernah melamar pekerjaan yang saya inginkan sejak kuliah.
Saya kirim CV terbaik, saya latihan wawancara berhari-hari.
Tapi saya gagal.
Waktu itu rasanya malu, marah, dan kecewa campur aduk.

Namun bertahun-tahun kemudian, saya bertemu seorang teman yang bekerja di sana.
Dia bilang, "Lo beruntung gak kerja di sini. Sekarang lagi banyak masalah internal."
Dan saya terdiam.
Mungkin benar.
Apa yang saya anggap 'kehilangan' dulu, sebenarnya 'perlindungan'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun