Mohon tunggu...
Yasmin Zahra Tauhid
Yasmin Zahra Tauhid Mohon Tunggu... Mahasiswa - A psychology student of Diponegoro University

Living in simplicity, she loves some creative and charming stuff specially made by herself. She made art, and she is the art.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Tim II KKN UNDIP di Kelurahan Jatisari Kota Semarang, Ketahui Pola Asuh yang Tepat untuk Mencegah Stunting

13 Agustus 2022   11:19 Diperbarui: 13 Agustus 2022   17:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan Materi Terkait Stunting (Dokpri)

Kota Semarang (13/08/2022) — Sebagian besar orang tua yang bekerja membuat anak-anak dikhawatirkan mendapat pola asuh yang permisif atau bahkan lalai sehingga tumbuh kembangnya tidak dapat terpantau dan kebutuhannya tidak terpenuhi dengan baik. Ketika kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi, anak-anak mudah terkena stunting. Pola asuh yang buruk berkaitan erat dengan kejadian stunting termasuk salah satunya pemberian makanan pendamping ASI yang buruk berisiko membuat anak menjadi stunting. Berkaitan dengan kejadian stunting, perlu adanya peningkatan pada SDG’s poin ke-3, yakni Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik. Poin ke-3 ini bertujuan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan poin ke-3 ini, berkaitan dengan usaha mencegah stunting pada anak, salah satunya dengan memerhatikan pola asuh yang diterapkan kepada anak.

Psikoedukasi tentang pola asuh dan perannya dalam mencegah stunting perlu dilakukan untuk memberi pengetahuan kepada orang tua terkait pentingnya pola asuh yang tepat bagi tumbuh kembang anak. Sejalan dengan program Pemerintah Kota Semarang dalam menurunkan angka stunting, di antaranya pemantauan ibu hamil, pengecekan gizi saat kehamilan, suplai makanan, pengecekan oleh dokter, Tim II KKN UNDIP turut masuk di bidang psikologi, tepatnya pada pola asuh orang tua yang tepat untuk tumbuh kembang anak.       

   

Program psikoedukasi tenang pola asuh ini dilakukan pada Hari Rabu, 13 Juli 2022 bersamaan dengan kegiatan Posyandu Dahlia I di RW 01 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Ibu-ibu hadir mulai pukul 09.00 WIB lalu sibuk memeriksa dan mencatat kondisi pertumbuhan anak, seperti mengukur berat dan tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Setelah dilakukan pemeriksaan, para ibu diminta untuk duduk pada tempat yang telah disediakan dan menyimak materi dari mahasiswa KKN UNDIP 2022, salah satunya terkait pola asuh.

Antusiasme Ibu-ibu Menyimak Materi Stunting (Dokpri)
Antusiasme Ibu-ibu Menyimak Materi Stunting (Dokpri)

Penyerahan Booklet Pola Asuh (Dokpri)
Penyerahan Booklet Pola Asuh (Dokpri)

Para ibu cukup antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan khususnya pada bagian tips dan trik bagaimana cara menerapkan pola asuh demokratis sebagai pola asuh yang paling tepat untuk mencegah stunting, dan terbukti pula melalui kesediaan para ibu untuk bertanya pula. Harapannya setelah kegiatan psikoedukasi, para ibu dapat belajar memilah, memilih, dan menentukan pola asuh yang tepat dan terbaik bagi anaknya, yakni bahwa pola asuh demokratis adalah polaasuh yang paling tepat bagi tumbuh kembang anak, dimana orang tua memberi kebebasan namun juga dengan dipegangi tanggung jawab kepada anak, ketika orang tua memberikan tuntutan kepada anak namun dengan dapat mendengarkan pendapat dari anak juga, sehingga komunikasi antara orang tua-anak dapat terjalin secara dua arah, saling mendengarkan dan saling menghargai satu sama lain.

Author: Yasmin Zahra Tauhid | Fakultas Psikologi | Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing: Roro Isyawati Permata Ganggi, S.IP, M.IP                                  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun